Selasa, 17 Februari 2009

Ketupat Politik


Oleh: Bambang Nuroso (Dosen Program Pascasarjana di Universitas Indonesia)

Ke mana politik ini akan dibawa? Para pemimpin partai dan pemerintahan negara, baik yang ada di cabang legislatif, eksekutif, maupun yudikatif, sibuk memperebutkan irisan ketupat politik, sementara rakyat mengelus dada menonton drama politik ini. Drama politik yang dipertontonkan melalui berbagai media bukan lagi mewakili indra-indra politik yang cerdas, cerdik, dan beretika, melainkan kepongahan politik.

Rangkap jabatan
Tahun 2004, masalah rangkap jabatan ini pernah penulis angkat sebagai keteledoran politik dan kelalaian para pemimpin dalam meletakkan etika dan pembangunan politik. Seorang presiden masih merangkap jabatan sebagai ketua umum partai dan lain-lain. Bayangkan, kepadatan tugas-tugas kenegaraan masih disempatkan dengan memimpin partai. Sistem pemerintahan kita jelas 'presidensial', bukan 'parlementer'.

Lantas, mengapa 'euforia' politik mengedepankan koalisi-koalisi politik yang demikian marak akhir-akhir ini. Sementara itu, pemerintah dan para pemimpin partai seolah-olah tidak tahu bahwa rakyat telantar dari perhatian kesejahteraannya. Benih-benih politik yang ditanam para senior ternyata bukan symptom pembaharuan yang bisa diwariskan kepada generasi muda (politisi). Benih itu bukan benih unggul karena hanya akan membelenggu generasi muda politik dari kesalahan masa lalu dan kini.

Setiap negarawan seharusnya fokus kepada mandat yang diberikan rakyat dan bukan mandat partai. Setiap negarawan berada di wilayah negara dan bukan lagi di wilayah partai. Setiap negarawan itu mengemban amanat rakyat negara dan bukan rakyat partai. Setiap negarawan mewakili semua aspirasi warga negara, bukan di ruang sempit partai. Sehingga, tidak heran, mendiang presiden Soekarno pun sempat mengucapkan kata-kata bijak,my loyality to the party end, when my loyality to the state begin. Jadi, dituntut kecerdasan setiap insan politik atau negarawan untuk mengenal dirinya, kapan ia menjadi bagian organisasi politik dan kapan ia menjadi negarawan.

Bukan lagi figur kenegaraannya diserahkan atau direlakan sebagai belahan-belahan ketupat politik. Kalau suasana yang demikian ini tidak segera dievaluasi dan dicarikan jalan keluarnya, tidak heran kelak kita hanya mampu menghasilkan generasi (politisi) yang mandek. Tanggung jawab para politikus di partai politik sebaiknya mulai menanamkan benih-benih politik yang unggul, bukan belenggu politik. Dituntut kedewasaan berpolitik, kejujuran berpolitik, kecerdasan berpolitik, serta menempatkan etika dan roh politik yang lebih bersifat 'egaliter' dan 'bermartabat'.

Keberanian politik
Setiap negarawan juga dituntut untuk mengubah kebiasaannya agar menjadi baik. Seorang negarawan bukan saja berucap sumpah, tetapi sekaligus dituntut keberaniannya untuk mengambil risiko mati dan lain-lainnya. Seorang negarawan dibayar mahal oleh rakyat dan dilindungi konstitusi agar melakukan sesuatu untuk rakyat dan negaranya. Abraham Lincoln mengatakan, from the people, by the people, and for the people. Kemajuan demokrasi di Indonesia saat ini memberikan kesempatan presiden dan wakil presiden untuk dipilih oleh rakyat negara dan bukan rakyat partai tertentu.

Dengan demikian, tidak ada alasan presiden dan wakil persiden untuk takut karena tidak berkoalisi politik. Jangan-jangan koalisi politik sekadar drama politik yang akan menjebak tokoh-tokoh partai ke dalam pembagian kesejahteraan politik dengan akhir kemelut politik dan anarkisme rakyat. Kegagalan koalisi dapat dibuktikan dengan kurang solidnya Presiden SBY dalam mengendalikan kabinet. Bongkar pasang kabinet karena tarik-menarik kepentingan politik antarpartai politk. Seharusnya, presiden sebagai kepala eksekutif mengambil posisi powerful untuk menyusun kabinet. Keberanian presiden untuk mengatakan 'tidak' soal penyusunan kabinet kepada partai-partai politik karena lebih kepada masalah profesionalisme. Kabinet pelangi yang diusung dengan maksud baik tidak jarang malah berbuah sebaliknya. Di sini, kepala negara tidak usah ragu untuk mewujudkan 'hak prerogatifnya'. Kalau perlu, presiden terpilih diberikan waktu yang cukup untuk memilih anggota kabinetnya.

Ada tradisi bagus di Amerika Serikat ketika presiden terpilih memenangkan pemilu tidak serta-merta dilantik. Ada tenggat sekitar tiga bulan atau seratus hari presiden incumbent dan presiden terpilih untuk mempersiapkan peralihan kekuasaan. Tenggat antara bulan November, Obama terpilih sebagai presiden dan waktu pelantikan pertengahan Januari (20 Januari 2009) adalah tradisi yang baik dan presiden terpilih punya waktu yang cukup untuk memilih para anggota kabinetnya. Bukan hanya dipilih oleh presiden, tetapi para calon anggota kabinet juga dihadapkan ke komisi senat untuk mendapatkan persetujuannya.

Selain akan lebih leluasa dan cermat dalam memilih anggota kabinetnya, presiden juga tidak akan menghabiskan energi karena reshuffle kabinet. Sebab, bongkar pasang anggota kabinet akan mengganggu kinerja presiden. Perubahan tradisi ini juga memerlukan keberanian presiden untuk memulainya dan akan lebih memperbaiki kualitas demokrasi. Tradisi di atas sudah lama berlangsung di Amerika dalam hal pergantian presiden. Keberanian presiden Republik Indonesia untuk mengubah tradisi-tradisi politik yang kurang bermartabat dan tidak dewasa akan sangat dihormati rakyat. Apalagi, setiap 'doktrin presiden' bisa melahirkan dinamika politik yang baik dan yang dapat berakibat langsung terhadap kesejahteraan rakyat.

Ketupat politik tidak lagi menjadi 'antitesis' pembangunan demokrasi, tetapi berubah karena ada keberanian politik dan kesepakatan politik para pemimpin. Ketupat politik bukan lagi menjadi tradisi bagi membagi kekuasaan politik, melainkan menjadi mozaik kemajemukan yang mewakili peradaban berdemokrasi di Indonesia.

Pesan buat Ananda Saat Akan Menikah Kelak

Ananda! Sayangku, Pelitaku, Qorry Aina!
Bila kelak biduk rumah tangga bertubrukan dengan benteng karang kehidupan, bila impian remaja telah berganti menjadi kenyataan yang pahit, bila bukit-bukit harapan digoncang gempa cobaan, segenap keluarga ingin melihat Ananda teguh di samping suami. Istri atau suami akan tetap tersenyum walaupun langit makin mendung. Pada saat seperti itu, tidak ada yang paling menyejukkan suami selain melihat pemandangan yang mengharukan. Ia bangun di malam hari. Didapatinya Ananda tidak di sampingnya. Kemudian, ia dengar suara wanita bersujud, suaranya gemetar, ia sedang memohon agar Allah menganugerahkan pertolongan bagi suaminya. Pada saat seperti itu, suami Ananda akan menegakkan tangan ke langit, bersamaan dengan tetesan air matanya. Ia berdoa: Ya Allah! Kurniakan kepada kami istri dan keturunan yang menentramkan hati kami dan jadikanlah kami penghulu orang-orang yang takwa.

Nama Islam (Q-)

Nama-nama Islami dengan Awalan Huruf 'Q'

Nama Arti

Laki-laki

Qabil Yang menjamin
Qa'id Pemimpin
Qabus Lelaki rupawan
Qadin Hakim
Qaim Yang berdiri
Qais Perbandingan, kekuatan, ketegasan
Qaishar Raja, Kaisar
Qamaruddin Bulan agama
Qasim Pembagi, rupawan, yang lurus
Qayyim Yang lurus
Quraish Nama Suku di Arab


Wanita

Qatrunnada Tetesan embun
Qa'idah Pemimpin
Qomar Bulan
Qomariah Berdasar bulan
Qoni'ah Merasa puas dan rela
Qonitah (1) Taat - Berbakti (2) Shalat lama berdiri
Qoriah Pembaca
Qoribah Dekat
Qorirah Pandangan yang sejuk
Qorri aina Penyejuk hati
Qosamah Keindahan dan kecantikan
Qurratu'ain Sedap dipandang mata

Nama Islam (M-N)

Nama-nama Islami dengan Awalan Huruf 'M'

Nama Arti

Laki-laki

Ma'amar Kemakmuran
Ma'arif Kecantikan, pengetahuan
Mabruk Yang diberkati
Ma'asyir Pandai bergaul
Mabrur Membuat kebajikan
Majad Kemuliaan
Makmun Beramanah
Mahasin Kebaikan
Majid Dihormati
Majdi Kemulianku
Mahamid Pujian, terpuji
Mahdi Yang mendapat hidayah
Mahbub Yang dikasihi
Mahadhir Menulis kebaikan
Mahfuz Terpelihara
Madani Kemajuan
Makhluf Maju ke hadapan
Mahmud Terpuji
Makhlad Yang kekal
Mahzuz Bernasib baik
Maisur Yang senang
Makarim Kemulian
Mahran Kebijaksanaan
Malazi Tempat perlindungan
Mamduh Terpuji
Mahir Pakar
Manaf Ketinggian, kenaikan
Manan Pemurah
Mansur Pemenang (yang mendapat pertolongan)
Manzur Yang boleh diterima, dipersetujui
Maqbul Diterima, dipersetujui
Marjan Batu karang
Marzuq Yang mendapat rezeki
Marzuqi Rezekiku
Marwan Bermaruah
Masrur Yang riang, suka
Masykur Yang bersyukur
Mas'ud Bertuah
Masyhad kesaksian
Masyahadi Persaksianku, tuntutanku
Masyruh Lapang dada
Masun Yang terpelihara
Mathlub Cita-cita
Maula Tuan besar
Maulawi Yang berzuhud (Maulana)
Mawardi Nisbah, bunga mawarku
Mazhud Yang zuhud
Maziz Mulia
Mikyad Yang bertaubat
Miftah Pembuka, perintis
Mirza Anak yang baik
Minhaj Acara, biasa
Mikbad Ibadah
Mifzal Teramat mulia
Mikdam Berani
Misbah Pelita, cahaya
Mizwar Rajin berkunjung
Muammar Panjang umur
Muawiyah Nama sahabat nabi Muhammad SAW
Muadz Nama sahabat nabi Muhammad SAW
Muayyad Kuat, menang
Muazhzham Dihormati, disanjungi
Mubarrak Yang diberkati
Mubin Lut sinar, jernih
Mubasyir Pembawa petanda yang baik
Mughis Penolong
Muhaimin Yang memelihara dan mengawal
Muqtadir Yang berkemampuan
Muhammad Yang terpuji, dirahmati
Muharram Bulan Muharram
Muhazzab Yang terdidik
Muhajir Yang berhijrah
Muhsin Yang membuat kebaikan
Muhib Kekasih, peminat
Muqri Ahli ibadat
Muhibbuddin Pengasih agama
Muhtadi Beroleh hidayah
Mujahid Pejuang Islam
Mujib Penyahut
Mujibuddin Penyahut agama
Mujibur Rahman Penyahut seruan Allah Yang Maha Pengasih
Mulhim Pemberi inspirasi
Mu'inuddin Pembela agama
Muntasir Yang menang
Muizzuddin Penyokong agama
Mu'tasim Terjaga
Mukhtar Yang terpilih
Mukthi Pemberani
Munawwar Berkilau
Munawwir Bersinar
Munir Yang menerangi
Munabbih Pemberi peringatan
Mundzir Yang memberi amaran
Muntazhar Yang diawasi
Murad Keinginan, cita
Mursyid Pemimbing, guru
Mursil Wakil
Muradi Harapanku
Mus'ab Nama sahabat nabi Muhammad SAW
Musa Nama nabi
Mus'ad Yang bahagia
Musaid Penolong
Musawi Yang adil
Muslih Yang membaiki
Muslihin Yang memulihkan
Muslihuddin Pemulih agama
Muslim Yang menyerah diri kepada Allah
Musayyad Nama sahabat nabi Muhammad SAW
Mushthafa Yang terpilih
Mustaqim Yang lurus
Musyrif Tinggi, pengawas
Muthalib Yang menuntut dari masa ke semasa
Muzaffar Kemenangan


Wanita

Maghfirah Pengampunan
Mahbubah Disenangi - dicintai
Mahdiyah Yang mendapat hidayah
Mahfudzah Terpelihara
Mahirah Pandai - cakap
Maimanah Keberkahan
Maimunah Yang diberkahi Allah
Maisaroh Ketenangan
Maisun Berwajah dan bertubuh cantik
Majidah Mulia
Maknunah Menutup muka karena malu
Malihah Cantik
Mani'ah Mulia - Kuat
Maqbulah Diterima permintaannya
Mardhiyah Mendapat keridhoan Allah
Mariah Istri Rasulullah Saw
Marwa Berhati-hati dalam memikirkan
Marwah Bukit Marwah di Masjidilharam
Maryam Ibunda nabi Isa As
Maryana Nama Orang
Masarrah Kesenangan
Ma'shumah Bebas dari dosa
Masikah Nama wanita sahabat Nabi SAW
Masyithoh (1) Penyisir rambut (2) Yang mati syahid oleh Firaun
Mawaddah Cinta kasih
Muazarah Bantuan, Pertolongan
Mudhiah Menyinari
Mudrikah Dapat memahami
Mufidah Memberi manfaat
Muhajirah Yang berhijrah
Mukhbitah Tunduk patuh
Mu'minah Beriman
Mumtazah Istimewa
Muna Cita-cita
Munibah Berinabah (Taubat)
Munifah Kedudukan yang tinggi - menonjol
Muniroh Bercahaya
Mu'nisah Teman yang menyenangkan
Muqsithoh Yang berbuat adil
Muslimah Beragama Islam
Mustajabah Terkabul Do'anya
Muthi'ah Yang taat
Muthmainnah Tenang - Tentram
Muznah Berdandan bagus

Nama-nama Islami dengan Awalan Huruf 'N'

Laki-laki

Nabil Yang cerdik, mulia
Nabhan [1] Perwira, [2] Yang berwaspada
Nabihan Mulia, masyhur
Nadir Berseri-seri
Nadim Rakan, sahabat
Nafis Bernilai
Nahdan Kebangkitan
Nahar Keluasan sungai
Nahlan Berbisa
Naif Tinggi
Najwan kemenangan
Naim Kesenangan
Najmuddin Bintang agama
Najib Keturunan yang mulia
Najih Yang menang
Najid Gagah, berani
Najdat Berani
Najmi Bintangku
Nafiz Yang melaksanakan
Nafi' Yang berguna
Najmussabah Bintang subuh
Naqib Yang menjamin
Naqiuddin Kebersihan agama
Nasab Keturunan mulia
Nasih Pemberi nasihat
Nasim Angin sepoi-sepoi bahasa
Nasr Pertolongan
Nasir Pertolongan
Nasran Pertolongan
Nasiruddin Pembela agama
Nasri Pertolonganku
Nasrat Kemenangan
Nasruddin Pertolongan Allah
Nasrullah Pertolongan Allah
Nasrul Haqq Pertolongan kebenaran
Nasif Yang insaf
Nasyath Kecergasan
Naufal Dermawan
Nawaf Tinggi
Nawi Ketua
Nawab Pemimpin, pemerintah
Nazhan Jauh dari yang dieji
Nazim [1] Pengatur, [2] Penyajak
Nazmi Bintangku, keindahanku
Nazri Pandanku
Nazran Persembahan untuk Allah
Nazir Bandingan
Nazih Yang bersih
Nikmat Rahmat
Nidal Perjuangan, menang
Nizam Peraturan
Nizar Yang memerintah
Niamuddin Peraturan agama
Niyaz Doa, harapan
Nuh Nama nabi
Nu'man Kebaikan
Nuaim Nikmat
Nufail Pemberian, hadiah
Nuri Cahayaku
Nurhan Cahaya raja
Nuruddin Cahaya agama
Nurul Haqq Cahaya kebenaran
Nurul Hidayah Cahaya petunjuk
Nusari Pertolongan
Nurul Islam Cahaya Islam
Nuwair Cahaya

Wanita

Maimah Kenikmatan
Na'amah Burung unta
Nabighah [1] Kenamaan, [2] Besar, [3]Mulia
Nabihah [1] Cerdik, [2] Mulia
Nabilah Cerdik , mahir
Nada Embun
Nazhifah Bersih
Nadiah Awal mula sesuatu
Nadimah Teman akrab
Nadzirah Jarang
Nafi'ah Bermanfaat
Nafilah Ibadah tambahan
Naflah Bunga Matahari
Nahiyah Pelaksana larangan (pencegah)
Nahiyyah Larangan
Naifah Kedudukan tinggi
Nailah Yang suka memberi
Naimah Halus - Lunak
Najah Keselamatan
Najdah Bantuan
Najiah Selamat
Najibah Bernilai - Mulia - Utama
Najla' (1) yang bermata elok (2) Yang baik keturunannya
Najmah Bintang
Najwa Berbisik-bisikan
Naqiyyah Jernih
Nardin Bunga Nardin
Narjis Bunga Narjis
Nashiroh Penolong kaum lemah
Nasmah Angin sepai sepoi
Nasyiah Perkembangan
Naurah Bunga
Nawad Awal mula dari sesuatu
Nawal Memperoleh sesuatu
Nazihah Bersih dari noda
Nibras (1) Pelita (2) Pemberani (3) Ujung Tombak
Nida' Seruan
Nihal Minum dari sumber air
Nikmah Kenikmatan
Nisrina Bunga mawar putih
Nud'ah (1)Pelangi (2) cahaya matahari ketika terbit atau terbenam
Nur Cahaya
Nur Aini Cahaya mataku
Nurjannah Cahaya surga
Nuzhah Rekreasi

Nama Islam (K-L)

Nama-nama Islami dengan Awalan Huruf 'K'

Nama Arti

Laki-laki

Ka'ab Kemuliaan
Kabir Agung, besar
Kailani Nisbah
Kafil Penjamin
Kalim Orator
kamal Kesempurnaan
kamaluddin Kesempurnaan agama
Kamil Yang sempurna
Karami Kemuliaanku
Karim Yang mulia
Karman Kemuliaan
Kasir Melimpah, banyak
Katib Juru tulis
Kazim Penyabar
Khair Kebaikan
Khaizuran Ketua, pemimpin
Khairuddin Kebaikan agama
Khan Ketua, pemimpin
Khadim Sukarelawan
Khalifah Pengganti, wakil
Khalid (Abd) Yang kekal
Khaldun Kekal
Khalis Suci, ikhlas
Kariman Haji dan jihad
Khattab Pengkhutbah
Khatib Petah berpidato
Khayam Pembuat khemah
Khazin Bendahara
Khazindar Penjaga kekayaan
Khilfi Pengganti
Khidir Nama nabi
Khumaini Pandangan yang jauh
Khuwailid kekal
Khuarizmi Nisbah
Khudari Nisbah
Khabir Pakar, berpengalaman
Khursyid Matahari
Khairan Kebaikan
Khairin Kebaikan
Khairani Kebaikanku
Khairul Anwar Cahaya yang baik
Khairuddin Sebaik-baik agama
Khairul Anam Sebaik-baik manusia
Khairun Nas Sebaik-baik manusia
Khairuzzaman Sebaik-baik masa
Khairul Amirin Sebaik-baik pembina
Khairul Harisin Sebaik-baik pengawal
Khairul Ikhwan Persaudaraan yang baik
Khalas Yang selamat
Khallad Yang kekal
Khalil Sahabat
Khuwailid Yang kekal
Khalili Sahabat
Kiram Mulia


Wanita

Kadhimah Yang dapat menahan diri
Kalilah Lemah
Kamilah Sempurna
Kamilia Pepohonan yang selalu hijau
Karimah Mulia
Kauthar Kenikmatan yang banyak
Kawakib Bintang-bintang
Khadijah Istri Rasulullah Saw
Khairiyah Kebaikan
Khairunnisa' Sebaik-baik wanita
Khaizuran Rotan
Khalda' Langgeng
Khalidah Langgeng
Khalifah Pengganti
Khalilah Kesayangan
Khalishah Murni
Khansa' Seorang pejuang Muslimah
Kharidah (1) Anak gadis (2) Mutiara yang belum dilubangi
Khaulah (1) Sahabat Wanita terkenal (2) Rusa betina
Khayyirah Baik hati
Khazinah Harta yang tersimpan
Khotibah Ahli pidato
Khotimah Penutup - Pengakhiran
Khulaidah Langgeng
Khuzaimah Tali kendali

Nama-nama Islami dengan Awalan Huruf 'L'

Laki-laki

Labib Cerdik, munasabah
Labid Nama sahabat nabi Muhammad SAW
Lamani Kegemilanganku
Lamin Kepercayaan
Lathif Lembut, bersopan
Lazim Tetap
Lazman Tetap
Lais Berani
Lujaini Keputihan, perak
Liaqat Kebolehan, keupayaan
Liwaun Nashari Panji kemenangan
Liwauddin Panji agama
Luthfi Kehalusanku
Lizam Yang mendiami
Lubaid Yang kaya
Luqman Nama nabi, bijaksana
Lubawi Yang pintar
Luth Nama nabi
Luzman Tetap
Luthfan Lemah lembut
Lutfillah Taufik Allah
Lutfir Rahman Pertolongan Allah
Lutfil Hadi Taufik Allah Yang Maha Memberi Petunjuk


Wanita

Labibah Sehat akal dan cerdik
Laela Malam yang gelap
Laimun Buah jeruk yang manis
Lam'a' Berkilau
Lathifah Lemah lembut
Layanah Kehalusan - Kelemasan
Lubna Buah kenitu
Lujmah Bukit yang datar
Lu'lu' Permata - Mutiara
Lum'ah Kilauan
Luqyana Perjumpaan kita
Luthfiyah Lemah lembut

Nama Islam (I-J)

Nama-nama Islami dengan Awalan Huruf 'I'

Nama Arti

Laki-laki

Ibad Yang rajin beribadah
Ibrahim Nama nabi
Ibhar (Lihat Bahar)
Ibtisam Senyuman
Idlan Keadilan
Idris Nama nabi
Idrus Singa
Iffat Kehormatan diri
Idraki Pengetahuanku, pemahamanku
Iftiqar Keperluan
Ihsan Kebaikan
Iftikhar Kehormatan
Ihtisyam Kehebatan
Ijlal Penghormatan
Ikhwan Persaudaraan
Ikhlas Memuliakan
Ikram Menghormati
Iktidal Keadilan
Ikhtiari Pilihanku
Iktisham Tenaga
Ikhtiaruddin Pilihan agama
Iktimad Berserah
Ilyas Nama nabi
Ilyasa Nama nabi
Iliya Nama nabi
Ilham Ilham
Imadi Sokonganku
Imaduddin Tiang agama
Iman Iman
Imdad Tolong, bantu, sokong
Imtiyaz Sempurna
Imran Budi bahasa
Inayat Pertolongan
Insaf Kesedaran
Intisar Kemenangan
Inas Kelembutan
Iqtidar Kekuatan, tenaga
Iqbal Kejayaan
Irfan Kebijaksanaan, kesyukuran
Irsyad Nasihat, panduan
Irsyaduddin Panduan agama
Is'ad Beroleh taufiq
Ishak Nama nabi
Iskandar Nama seorang raja (Alexander Agung)
Isma Pemelihara
Isyhad Penyaksian
Islam Kesejahteraan
Islah Pembetulan
Ismail Nama nabi
Ismat Ketulian, kesucian
Isa Nabi nabi
Israr Persendirian
Isyraq Memberi sinar
Ishthafa Pilih, suka
Isyraf Pengganti
Iwadh Pengganti
Ithar Mengasihi orang lain
Iyad Sokongan, kekuatan
Izdiyad Pertambahan
Izdihar Perkembangan, kemajuan
Izzan Kepatuhan
Izzat Kemuliaan
Izzuddin Kemuliaan agama
Izzul Islam Kemuliaan Islam


Wanita

Is'adah Yang membahagiakan
Ikhtiarah (1) Upaya dan Usaha (2) Pilihan
Ibtihaahj Kesenangan
Ibtihalah Mohon kepada Allah
Ibtisamah Seyuman
Iffah Tahu harga diri
Iftikhar Kebanggaan
Iftinan (1) Mengagumkan (2) Menarik perhatian
Ikbar Mengagumkan
Iklilah Mahkota
Ikramah Memuliakan
Imarah Pembangunan - Kemakmuran
Imtinan Anugrah Ilahi
In'aan Pemberian kenikmatan
Inan Tali kendali
Inayah Perlindungan
Insaf Kesadaran
Insyirah (1) Kegembiraan (2) Kelegaan hati
Intishar Kemanangan
Irbah Pikiran tajam - Akal
Irtiyah Kesenangan
Is'afah Pertolongan
Ismah Terhindar dari dosa
Istiqomah Kelurusan - ketulusan
Izdiharah Berkilau
Izzati Kemuliaanku

Nama-nama Islami dengan Awalan Huruf 'J'

Laki-laki

Ja'far Anak sungai
Jaballah Hadiah Allah
Jabir Yang melegakan
Jabil Yang kreatif
Jabrullah Pertolongan Allah
Jabran Pengganti, pembetul
Jabri Pertolongnaku
Jadid Yang baru
Jadir Pemurah
Jadulhaq Jalan kebenaran
Jaffan Yang terkawal
Jafni Kawalanku dari kejahatan
Jafin Yang mengawal
Jahid Yang berusaha
Jahdi Kemampuan
Jahran Yang tangkas
Jalal Kemulian, keagungan
Jali Yang nyata
Jalaluddin Kemulian agama
Jalil Yang mulia
Jalud Kuat dan sabar
Jamal Kecantikan
Jamali Kecantikanku
Jamaluddin Keindahan agama
Jamalullail Keindahan malam
Jam'an Kesatuan
Jamil Yang tampan
Jarir Tempat bertumpu
Jaris Kurnian Allah
Jamri Perhimpunanku
Jamsyir Kecantikan
Jauhar Permata
Jauhari Permataku
Jauni Terang, siang
Jauzan Pertengahan
Jawad Murah hati
Jawahir Permata
Jazali Kegembiraanku
Jazil Besar, banyak
Jazim Mempastikan
Jazli Fasih
Jazman Tekad bulat
Jazmi Tekad yang kukuh
Jazlan Gembira, riang
Jazman Tekad yang kukuh
Jazuli Nisbah
Jihadi Perjuangan
Jilani Penyiaranku
Jiwari Jaminanku
Jiratullah Bantuan Allah
Jubair Pertolongan
Juani Sinaranku
Jufri Keluasan, di tengah
Juhlan Yang termulia
Juman Mutiara
Jumani Mutiaraku
Junaid Tentera
Junaidi Tenteraku
Junaidun Tentera
Juwaidi Keelokanku


Wanita

Jalilah Mulia - Agung
Jamilah Cantik
Jaudah Indah utama
Jauharah Batu permata
Jauza' Nama bintang
Jauzah Kenari
Jihan Nama tokoh wanita
Jinan Surga-surga
Juhainah Taman - Kebun
Juhairah Nyaring - Lantang
Jumanah Mutiara
Junnah Perisai
Juwairiyah Nama Wanita

Nama Islam (G-H)

Nama-nama Islami dengan Awalan Huruf 'G'

Nama Arti

Laki-laki

Ghadi Singa
Ghaffar Sedia mengampuni, lembut hati
Ghaffur Pengampun
Ghali Mahal
Ghalib Yang menang
Ghanim Yang mencapai kejayaan
Ghanimi Kejayaanku
Ghani Kaya, mewah
Ghassan Kecantikan dan kelembutan remaja
Ghaisan Rupawan
Ghaisani Rupawan
Ghaus Pertolongan
Ghazali Nama Filsuf dan Intelektual Muslim
Ghazlan Tenunan
Ghazi Pejuang
Ghailan Nama sahabat Nabi Muhammad SAW
Ghufran Pengampunan
Ghulwani Keremajaan dan kecergasan
Ghulan Remaja


Wanita

Ghaida' Berawan
Ghalibah Menang
Ghanimah Penghasilan (kasab)
Ghazalah Matahari waktu terbit
Ghina Kekayaan
Ghoniyyah Kaya
Ghusun Tangkai-tangkai pohon

Nama-nama Islami dengan Awalan Huruf 'H'

Lelaki-laki

Habbab Yang mengasihi
Habibur Rahman Kekasih Allah Yang Maha Pengasih

Novelis Muslim kelahiran Semarang, Jawa Tengah, 30 September 1976 ini adalah sarjana Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir. Ia dikenal sebagai dai, novelis, dan penyair. Karya-karyanya banyak diminati tak hanya di Indonesia, tapi juga negara-negara tetangga seperti Malaysia, Singapura dan Brunei. Ayat-ayat Cinta (ACC) adalah karya monumentalnya yang telah memberikan wajah baru bagi dunia sastra Indonesia. Karean wajar jika baru-baru ini Republika memberikan kepadanya penghargaan sebagai tokoh Perubahan.

Habri Kegembiraanku
Hadi Yang membari petunjuk, pemimpin
Hadwan Ketenangan
Hadrami Nisbah
Hadari Maju, bertamadun, penduduk bandar
Haddad Lautan
Hadif Yang mempunyai matlamat
Hafizh Penjaga, pelindung
Hafuza Pemberi semangat
Hafizhuddin Pemelihara agama
Hail Yang disegani
Hajib Pendinding
Hajim Pelindung
Hajid Yang salat malam (tahajud)
Hakam Pengadil
Hakim Bijaksana
Hakmani Pengadil
Hajaj Pelawat
Hamad Terpuji
Hamas Berani
Hamdan Terpuji
Hamdawi Yang memuji
Hamdi Pujianku
Hamdun Terpuji
Hamid Yang memuji
Hamud Yang banyak memuji
Hamiduddin Pujian agama
Haiman Menguasai
Hamim Teman karib
Hamimi Teman karibku
Hamlan Berdiri sendiri
Hamiz Cerdik, kuat, tampan
Hamsyari Anak jati watan
Hamizan Cerdik, kuat, tampan
Hammani Pemberi semangat
Hamzah Kebijaksanaan
Hamzi Ketegasanku
Hanafi Kelurusanku
Hanania Dikasihi Allah
Haitham Yang mudah
Hanif Yang lurus
Hanin Kesayangan
Hanis Berani, warak
Hanun Kesayangan
Haidar Berani, singa
Haikal Pokok yang besar dan subur
Haiman Yang cinta, asyik
Hariri [1] Suteraku, [2] Nisbah
Harraz Yang amat warak
Haris Pengawal, pelindung
Harits Kuat, berusaha
Hariz Pemelihara
Harzan Penjagaan
Harun Nama nabi
Hasan Lawa, segak
Hassan Sangat baik
Hasbi Yang memadai bagiku
Hasbullah Jaminan Allah
Hasib Berketurunan mulia
Hasnawi Kecantikan
Hasif Kemas, rapi
Hasnun Yang baik
Hasyim Pemurah, yang suka menjamu orang
Hasanain Dua kebaikan
Hatadi Keaslianku
Hatim Pemutus, penentu
Hawwari Penolong, bersih
Haiyan Yang hidup
Hawwas Yang bersemangat
Hadziq Cerdik, pandai
Hazim Tegas, cermat, bijak
Hazmi Ketegasanku
Hayyun Hidup
Hazwan Pemberianku
Hibatullah Kurnia
Hidayat Petunjuk
Hidawi Pemberian
Hidayatullah Petunjuk Allah
Hijazi Kebersihanku
Hikmat Hikmat
Hilal Bulan sabit
Hilman Kesopanan, kesabaran
Helmi Kesopananku, kesabaranku
Himmat Cita-cita
Hisyam Murah hati
Hisyamuddin Kemurahan agama
Hiwayat Yang disukai
Hubaib Kekasih
Hulaif Yang setia
Hulawi Yang manis/menarik
Humaidi Kepujianku
Humdi Yang memuji
Husain Elok, cantik
Husaini Kebaikanku
Husnayan Kemenangan, syahid
Huzaifah Nama sahabat nabi Muhammad SAW
Huzaiman Nama sahabat nabi Muhammad SAW


Wanita

Habibah Kesayangan
Hadiah Pemberian (hadiah) - Pemberi petunjuk
Hafidah (1) Pembantu (2) Cucu
Hafidhah (1) Pemelihara (2) Penghafal
Hafidhah Pemelihara
Hafshah Istri Rasulullah Saw
Haibah Wibawa
Haifa' Sangat dahaga
Haija' Peperangan
Hailah Mengeruk tanah
Hajar Istri Nabi Ibrahim As
Hajidah Senang shalat tahajjud
Hakimah Arif bijaksana
Halifah (1) Sangat dahaga (2) Berpinggang langsing
Halilah Wanita keluarga
Halimah Sabar dan berakal
Hamamah Burung merpati
Hamidah Selalu memuji Allah
Hana' Rezki tanpa kepayahan
Hanan (1) Kasihan (2) rezki (3) Berkah
Haniah Yang mengucap selamat
Hanifah (1) Lurus (2) Muslimah yang teguh
Hanunah Yang amat mengasihani
Hasanah Kebaikan
Hashinah Benteng yang kuat
Hasibah Dari keturunan yang terhormat
Hasna' Cantik
Hauda' Burung kasuari
Hawa' Istri Nabi Adam As
Hayat Kehidupan
Hazimah Wanita yang sangat teliti
Hibah Pelimpahan
Hidayah Petunjuk
Hilalah Bulan sabit
Hindun Sahabat Wanita Nabi SAW
Hisanah Cantik
Huda Petunjuk
Hulwah Manis
Humaimah Nama perempuan
Humaira' Yang berpipi merah
Huriyah (1) Bermata elok (2) Pengikut setia
Husna Kebaikan
Husniah Indah
Husnul Khatimah Kesudahan yang baik
Huwaida Lemah lembut

Nama Islam (D-F)

Nama-nama Islami dengan Awalan Huruf 'D'

Nama Arti

Laki-laki

Daim Kekal abadi
Daisam Lemah lembut
Dailami pasukanku
Danial Nama nabi
Daiyan Hakim, pembalas
Danish Pengetahuan, bijak
Darwisy Warak (sufi)
Dasuki Keindahanku, cahayaku
Dawani Nisbah
Daud Nama nabi
Dhia Sinaran
Dhiyauddin Sinaran agama
Dhiyaulhaq Sinaran kebenaran
Dhiaur Rahman Sinaran Yang Maha Pengasih (Allah)
Dhomrah Nama sahabat nabi Muhammad SAW
Dhabit Yang kuat ingatan
Dhamiri Jiwaku
Durrani Permataku


Wanita

Da'amah Pilar
Daimah Langgeng
Da'iyah Juru Dakwah
Daliah Alat Pengambil Air
Dalilah Bukti, Penunjuk Jalan
Daniah Buah yang mudah dipetik
Dariah Lembah lembut
Darin Nama Bunga
Daulah Kerajaan
Dawamah Terus menerus
Dianah Agama
Dinar Uang Mas
Dini Agamaku
Dzurriyah Cahaya Mutiara
Dzurroh Mutiara
Dzurrotul Hikmah Mutiara Hikmah
Dzurrotun Nasihah Mutiara Nasihat
Dzaibah Menghalau
Dzihni Pemahamanku


Nama-nama Islami dengan Awalan Huruf 'F'

Laki-laki

Fadhal Keutamaan
Fadhil Yang mulia
Fadhlan Keutamaan
Fadhli Kelebihanku
Fadhlin Keutamaan
Fadhlullah Kelebihan Allah
Fahd Harimau bintang
Fahim Yang faham
Fahman Kefahaman
Fahmi Kefahamanku
Faid Yang tetap, yang berhasil
Faiq Tertinggi, utama
Faisal Penyelesaian
Faiz Berjaya
Fajar Cahaya putih
Fakhri Kemegahanku
Fakhruddin Kebanggaan agama
Fakhrullah Kemegahan Allah
Falah Kejayaan
Fannani Seniman
Faqih Yang mengerti
Farhan Girang, gembira
Farhun Kegembiraan
Farid Yang istimewa, permata, tiada bandingan
Fariduddin Permata agama, keistimewaan
Faris Yang alim, ahli penunggang kuda
Faruq Pembeza antara benar dan salah
Fasahat Fasih, lancar
Fasih Yang fasih
Fathi Pembukaanku, kemenanganku
Fathuddin Pembukaan, kejayaan agama
Fathul Islam Pembuka, kejayaan Islam
Fathullah Pembukaan, Kejayaan Allah
Fathurrahman Pembukaan, Kejayaan Allah yang pengasih
Fatih Pembuka, perintis
Fattah Penakluk
Fauzan Kejayaan
Fauzi Kejayaanku
Fawwaz Berjaya
Fayyadh Murah hati
Fidai Pengorbanan
Fikri Pikiranku
Firdaus Nama Surga tertinggi

Wanita

Fadhilah Keutamaan
Fadiyah Menyelamatkan
Fahimah Memahami
Faiqoh Mengungguli
Fairuz Permata
Faizah Menang
Fakhirah Kebanggaan
Fakhriyah Kebanggaan
Farah Kesenangan
Farhanah Bergembira
Faridah (1) Tunggal (2) Permata yang mahal
Farihah Gembira
Fatihah Pembuka
Fatimah Putri Rasulullah Saw
Fatin Mengagumkan - Menarik perhatian
Fatinah Mengagumkan - Menarik perhatian
Fauziyah Kemenangan
Fikriyah Pemikiran
Firyal Nama Putri kerajaan Mesir
Fitriyah Fitrah kemanusiaan

Nama Islam (B)

Nama-nama Islami dengan Awalan Huruf 'B'

Dalam Budaya Islam, dapat kita temukan beberapa kata yang diawalai huruf B dan mempunyai arti yang indah dan bagus. Beberapa tokoh Islam dunia dan Indonesia juga ada juga yang memakainya sebagai nama. Anda yang bingung mencari nama untuk anak dan kerabat tercinta, mungkin daftar nama di bawah ini bisa menjadi rujukan menarik. Ibarat doa maka berikanlah harapan terbaik untuk orang terkasih. Semoga dari nama akan membantunya menjadi anak saleh yang berguna bagi sesama.


Nama Arti

Laki-laki

Balyan Nama auliya
Bahran Bercahaya
Baqir Sangat pandai, terpelajar
Basim Gembira, tersenyum
Basith Pereka, pembuat
Bahjat Kegemilangan
Badar Bulan purnama
Bassam Suka tersenyum
Badiuzzaman Keindahan semasa
Bazil Yang pandai
Badrulmunir Bulan bercahaya
Badran Bulan penuh (purnama)
Badri Bulan purnamaku
Basyirun Yang melihat
Badrun Bulan purnama
Badruddin Bulan purnama agama
Baghawi Nisbah
Bahauddin Sinaran agama
Bahadur Berani, kuat
Bahij Yang indah menawan
Bahjan Cemerlang
Bahri Kegemilanganku
Bahruddin Sinaran agama
Bayiyuddin Sinaran agama
Bahzi Pembelaku
Bais Tentera
Bakri Kemudaanku
Bakhit Yang bertuah
Bakhtiar Yang bahagia
Banin Yang bijak, gigih
Barra Yang bersih
Barzun Utama, berani
Baslan Keberanian
Basil Berani
Bashir Bijak, melihat
Basyar Pembawa berita baik
Basyir Penyampai berita gembira
Bahlawan Pendaki gunung
Bashri Penglihatanku
Bashirun Yang melihat
Bazli Kebijaksanaanku, kepakaranku
Bazilin Yang menyumbang
Benyamin Nama saudara Nabi yusuf

-Benyamin (Sueb)

Bintang film Betawi ini lahir di Kemayoran, Jakarta, 5 Maret 1939 – wafat 5 September 1995 pada umur 56 tahun.
Ia tidak hanya pelawak, namun juga sebagai sutradara dan penyanyi Indonesia. Benyamin menghasilkan lebih dari 75 album musik dan 53 judul film.

Bilal Nama saabat nabi, titisan embun
Biruni Nama ulama besar
Bisyari Kegembiraan
Bisyrun Berita gembira
Burhan Alasan, bukti
Burhanuddin Bukti agama
Busairi Nisbah
Busrain Kesegaran
Bustani Tamanku
Buraidah Kesejukan
Busran Khabar gembira


Wanita

Badi'ah Indah
Badilah Pengganti
Badriyah Bulan Purnama
Bahijah Kesenangan, Keindahan
Bahirah Elok, Indah
Bahirah Elok
Bahiyah Cemerlang, Indah
Bahjah Kesenangan, Keindahan
Bakhitah Orang yang beruntung
Balqis Ratu Istri Nabi Sulaiman As
Bananah Ujung jari jemari
Bari'ah Mahir, Cantik
Barizah Menonjol
Barokah Berkah
Bashirah Bijaksana, Berakal
Basimah Selalu senyum
Basmah Seyuman
Bassamah Selalu Senyum
Basyirah Pemberi Kabar gembira
Bayyinah Bukti, Dalil
Buraidah Dingin
Burairah Berbakti, berbuat baik
Burdah Mantel
Busyra Kabar gembira

Nama Islam (A)

Nama-nama Islami dengan Awalan Huruf 'A'

Banyak nama-nama Islami diawali dari huruf A. Dari nama-nama Nabi dan Rasul, sahabat Nabi Muhamad SAW dan nama Ulama Islam. Nama ibarat doa, dalam Bahsa Arab banyak kata yang diawali dengan huruf A dan mempunyai makna yang baik dan indah. Nama yang paling banyak dipakai untuk laki-laki adalah Abd + Asmaul Allah al-Husna. Banyak tokoh Muslim yang namanya dimulai dari huruf A. Siapa tahu Anda terinspirasi dan akan menjadikan salah satunya sebagai doa untuk anak atau kerabat tercinta.



Nama Arti

Laki-laki

Abbas Sahabat Nabi Muhammad SAW, [2] Singa
Abdullah Hamba Allah
Abdul Alim Hamba Allah Yang Mengetahui
Abdul Azhim Hamba Allah Yang Agung
Abdul Aziz Hamba Allah Yang Maha Gagah
Abdul Bari Hamba Allah Yang Banyak Kebaikan
Abdul Basith Hamba Allah Yang Melimpah Nikmat
Abdul Baqi Hamba Allah Yang Kekal
Abdud Dayyan Hamba Allah Yang Maha Membalas
Abdul Fattah Hamba Allah Yang Maha Membuka
Abdul Ghaffar Hamba Allah Yang Maha Pengampun
Abdul Ghafur Hamba Allah Yang Maha Membuka
Abdul Ghani Hamba Allah Yang Maha Kaya
Abdul Hadi Hamba Allah Yang Maha Kaya
Abdul Hafizh Hamba Allah Yang Maha Memelihara
Abdul Haiyy Hamba Allah Yang Maha Hidup
Abdul Hakam Hamba Allah Yang Maha Menghukum
Abdul Hakim Hamba Allah Yang Maha Bijaksana
Abdul Halim Hamba Allah Yang Maha Lemah lembut
Abdul Hamid Hamba Allah Yang Maha Terpuji
Abdul Hannan Hamba AllahYang Maha Pengasih
Abdul Haqq Hamba Allah Yang Maha Benar
Abdul Ilah Hamba Tuhan (Allah Yang Esa)
Abdul Jabbar Hamba Allah Yang Maha Tegas
Abdul Jalil Hamba Allah Yang Maha Mulia
Abdul Jawad Hamba Allah Yang Maha Pemura
Abdul Karim Hamba Allah Yang Pemura
Abdul Khaliq Hamba Allah Yang Mencipta
Abdul Lathif Hamba Allah Yang Maha Halus
Abdul Majid Hamba Allah Yang Maha Mulia
Abdul Malik Hamba Allah Yang MahaMemiliki

-(Haji) Abdul Malik (Karim Amrullah)

Beliau lebih dikenal dengan HAMKA, yakni singkatan namanya. Ulama yang dipanggil dengan sebutan Buya ini lahir tahun 1908, di desa kampung Molek, Maninjau, Sumatera Barat,dan meninggal di Jakarta 24 Juli 1981. Putra Ulama besar Syeikh Abdul Karim bin Amrullah ini juga merupakan sastrawan Indonesia sekaligus aktivis politik.

Abdul Mannan Hamba Allah Yang Memberi Nikmat
Abdul Muhaimin Hamba Allah Yang Berkuasa
Abdul Mu'thi Hamba Allah Yang Memberi
Abdul Mun'im Hamba Allah Yang Memberi Nikmat
Abdun Nasir Hamba Allah Yang Menolong
Abdul Qadir Hamba Allah Yang Berkuasa
Abdul Qahar Hamba Allah Yang Perkasa
Abdul Qayyum Hamba Allah Yang Berkuasa
Abdur Rauf Hamba Allah Yang Pengasih
Abdur Rahman Hamba Allah Yang Maha Pemurah
Abdur Rahim Hamba Allah Yang Maha Penyayang
Abdur Rasyid Hamba Allah Yang Maha Memberi Petunjuk ke jalan yang Benar
Abdur Razzaq Hamba Allah Yang Memberi Rezeki
Abdus Syakur Hamba Allah Yang Bersyukur
Abdus Shamad Hamba Allah Yang Menjadi Tumpuan
Abdus Salam Hamba Allah Yang penyelamat
Abdul Wafi Hamba Allah Yang Maha Menepati Janji
Abdul Wadud Hamba Allah Yang Maha Pengasih
Abdul Wahab Hamba Allah Yang Maha Memberi
Abdul Warits Hamba Allah Yang Maha Mewarisi
Abdul Wahid Hamba Allah Yang Maha Esa
Abbasy Rajin berusaha
Abadi Yang Kekal
Abrisam Yang lembut/tampan
Abhar Yang bergemerlapan, yang berseri
Absyar Bergembira
Abid Yang beribadah
Abidin Kaum yang beribadah
Abu Bakar [1] Nama sahabat Nabi Muhammad SAW, [2] Yang bersegera
Abu Dzar Nama sahabat Nabi Muhammad SAW
Abu Samah Pemaaf, Yang bertoleransi
Abu Wasim Yang tampan
Adabi Kesopananku, kesusasteraan
Adam [1] Nama Nabi dan Manusia pertama [2] Teladan
Adib [1] Pengasuh budi pekerti [2] Pujangga
Adnan Nama kakek Nabi SAW
Adnan [1] Pendiam, [2] Tunggal
Adlan Keadilan
Adham Yang cantik
Adil Yang adil
Adli Keadilanku, kelurusanku
Adi Nama sahabat Nabi Muhammad SAW
Adwa' Cahaya
Afif Yang punya kehormatan
Afiq Yang mulia
Affan Pendaki
Affandi Gelaran bagi orang yang berkedudukan
Afiq Yang mulia
Afnan Kecantikan
Aflah Yang beruntung
Afqar Ila Allah Yang paling membutuhkan Allah
Afham Yang pandai
Afsar Lebih Jelas
Afdhal Utama
Afkar Yang bijak
Agha Ketua, pimpinan
Aghna Berdikari, kaya
Ahhwaz yang bersungguh-sungguh
Ahmad Terpuji
Ahlan Perkerabatan
Ahlam Impian, kesabaran
Ahda Yang memperoleh petunjuk
Ahlami Impianku, kelembutanku
Ahmas Yang bersemangat
Ahnaf Yang berpegang teguh pada ajaran agama
Ahwaz Yang bersungguh-sungguh
Ahsan Yang terbaik
Aiman Yang bertuah/berkat
Aiman Keberkahan
Aibaq Pesuruh
Aiman Yang bertuah
Aisar Yang senang, mudah
Aisy Mewah, kaya raya
Ajad Berbuat baik
Ajmal Indah, molek
Ajwad Yang lebih pemurah
Akmal Sempurna,sangat pandai
Akalil Mahkota
Akbar Yang besar
Akram Yang mulia
Akhtar Yang terpilih
Akma Pimpinan
Akid Yang kuat, teguh, tetap
Akif Yang menumpukan dirinya pada sesuatu
Akmal Sempurna, sangat pandai
Akhar Yang gagah
Aqwa Yang perkasa, kuat
Al Farabi Nama Ulama dan Cedekiawan Muslim

- (Muhammad) Al Farabi

Cendekiawan Muslim yang dikenal sebagai Guru Kedua (Mu'allim Tsaniy) ini merupakan pakar Filsafat, kedokteran, sastra, dan musik, menguasai 89 bahasa. Dengan masa usia 80 tahun (870 - 950) beliau telah mewariskan karya-karya besar, di antaranya: at-Ta'lim ats-Tsani, al-Musiqa al-Kabir, dan Qanun (alat musik semacam kecapi)

Alim Yang mengetahui
Aliuddin Ketinggian agama
Alwan Warna-warni
Alma' Yang bergemerlapan
Alamgir Penakluk dunia
Ali Yang mulia, yang tinggi kedudukannya
Aliyan Yang tinggi
Alif Kawan akrab
Alham Ynag penuh ilham
Alim Mengetahui
Aliuddin Ketinggian agama
Alzam Yang tekun
Althaf Baik hati, lemah lembut
Altamis Panglima, ketua
Aman Sentosa
Amin Yang Amanah, dipercaya
Aminuddin pengamanah Agama
Amir [1] Putra Mahkota [2] Pimpinan [3] Pemerintah
Amiruddin Pembela Agama
Amran Yang memakmurkan
Amad Tujuan
Amal Cita-cita, harapan
Amali Cita-citaku, harapanku
Amaluddin Cita-cita agama
Amjad Mulia, soleh
Ammar Yang memakmurkan, yang kuat iman
Amnan Ketenangan
Amni Keamananku
Amani Kesejahteraanku
Amsyar Yang cergas
Amzar Yang mulia
Amrun Kemakmuranku
Anas Kemesraan,cinta,kasih
Aniq menawan hari
Anis yang mesra/ teman setia
Anas Kemesraan, cinta, kasih
Anaqi Keindahanku yang menawan hati
Anma Yang maju
Anmar Air yang bersih
Andar Yang berseri
Anshar Penolong, penyokong
Anshari Penolongku, penyokongku
Anwar Yang bercahaya
Anwari Cahayaku
Aqil Yang logis, terpelajar
Aqlan Kebijakan
Aqmar Putih, cantik
Aqra Pandai membaca
Arafat Yang terkenal, kenalan
Arami Panji-panji
Arfa Yang tinggi, mulia
Arib Yang mahir
Arham Yang mesra
Arif Yang bijak, yang mengetahui
Arifin Yang bijak dan banyak mengetahui

Dai Muda kondang kelahiran Banjarmasin 8 Juni 1969 ini bernama lengkap Muhammad Arifin Ilham. Ustaz Arifin mempunyai cara dakwah yang nyaris berbeda dengan para pendahulunya. Bukan hanya memberikan petuah agama sebagaimana K.H. Zainuddin M.Z., atau manajemen kalbu gaya Aa Gym, Arifin Ilham tampil lengkap dengan kombinasi gaya zikirnya yang menyejukkan. Seakan membawa jemaahnya terbang ke langit serta melupakan dunia yang fana.

Arsyad Yang sangat cerdik
Arman [1] Harapan [2] Aspirasi
Asad singa
As'ad Yang berbahagia
Asdaq Benar
Asjad Emas, permata
Asil Yang mulia
Asyiq Kekasih, pencinta
Askari Tentera
Aslam Selamat, terkawal
Asfa Yang suci
Aslah Yang lebih baik
Asmai Hati yang suci
Asmaan Hati yang suci dan pendapat yang teguh
Asmar Yang hitam manis
Asnawi Yang berseri, gemilang
Asytar Yang menawan
Asy'ari Perasaanku
Asyraaf Yang mulia
Asy'ar Perasa, jiwa halus
Asyrani Periang, kemegahanku
Asymawi Pemberianku
Atha' Pemberian
Athif Belas kasihan
Athuf Penyayang
Athaullah Kurniaan Allah
Athyab Wangi
Athar Suci, bersih
Athari Yang bersih
Athmar Yang berjaya
Atmam Kesempurnaan
Aufa Yang setia
Aun Bantuan, pertolongan
Auni Ketetapanku
Awsam Yang segak
Awraq Yang memberi semangat
Awad Gantian, pemberian
Awwal Pandai mentakwil
Awwam Perenang
Awuf Yang wangi
Awadullah Pemberian, gantian dari Allah
Awwab Yang banyak bertaubat
Awali Pedang
Awwadi Yang bersungguh-sungguh
Ayadi Nikmat
Aysar Yang mudah
Ayatullah Tanda Kebesaran Allah
Ayyub Nama nabi
Azam keazaman
Azhar Yang berseri, yang gemilang
Azhari Yang berseri, yang gemilang
Azhim Besar
Aziz Yang mulia, yang kuat,kekasih
Azman Cita-cita, tekad
Azmi Cita-citaku/ tekadku
Azmil Kawan rapat
Azri Kekuatanku/ penyokongku
Azza Rusa
Azad Bebas, merdeka
Azfar Yang berjaya, yang menang
Azka Semakin maju
Azhar Yang berseri, yang gemilang
Azam Keinginan
Azaim Pelbagai harapan
Azhim Besar
Azamuddin Harapan agama
Azhari Yang berseri, yang gemilang
Azhad Yang zuhud, warak
Azizan Yang mulia, yang kuat, kekasih
Azib Sabar dan gigih
Aziz Yang mulia, yang kuat, kekasih
Azizi Kesayanganku, kekasihku
Azbin Bersih, suci
Azri Kekuatanku, penyokongku
Azwar Rajin ziarah, emas


Wanita

Abidah Tekun beribadah
Adlina Keadilan kita
Afiyah Sehat - Selamat
Afiqah [1] Sangat pemurah, [2] Sangat berpengatahuan
Afrina Putih Kemerah-merahan
Ahna Yang lemah lembut
Amal Harapan-harapan
Aminah Dapat dipercaya - Aman
Athifah [1] Belas Kasih [2] Perasaan
Athirah Harum
Adawiyah Seorang wanita Sufi
Adibah Beradab
Adilah Adil, Yang sebaya
Afifah Wanita yang dapat jaga harga diri
Afra' Malam 13 Purnama
Afrah Hiburan-Kesenangan
Ahlam Impian
Aidah Kembali berhari raya
Aina Mempunyai mata yang cantik
Ainiyah Pohon rimbun yang bersemi
Aisyah Istri Rasulullah SAW
Akifah Wanita yang beri'tikaf di masjid
Alawiah Ketinggian
Alifah Ramah tamah dalam bersahabat
Alilah Yang memakai wewangian
Aliyah Tinggi

-Alya[h] (Rohali)

Ia adalah mantan Puteri Indonesia 19961 dan aktif sebagi seorang presenter dan bintang sinetron Indonesia. Perempuan Betawi ini juga sempat membawakan program religi Catatan Sergap dalam acara bernuasa religi di salah satu satisiun Tv swasta. Bebrapa menunaikan Ibadah ke Tanah Suci Mekkah, meski begitu ia tetep merasa terbius setiap kali melihat keagungan Kakbah

Amani Cita-cita, KeinginanAmalina Harapan kami
Amimah Tubuh lenjang
Aminah Dapat dipercaya
Amirah Ratu
Amjad Mulia
Anan Awan - Cakrawala
Anbar Wangi-wangian
Anisah Teman Penghibur
Aniqah Cantik/lemah gemulai
Arafah Padang 'Arafat
Arikah Pelaminan
Ariqoh [1] Baik budi, [2] Mulia asalnya
Arwa Memberi Minum sampai puas
Asiah [1]. Istri Firaun yg Beriman kpd Allah [2] Obat
Asilah Lemas dan Halus
Asirah Tawanan Perang
Asla' Bergerak lunak
Asma Putri Abubakar Assidiq Ra
Asmahan Nama Tokoh Wanita
Athiyyah Pemberian
Atikah [1] Pemurah [2] Yang murni
Azizah [1] Perkasa [2]Mulia

Jumat, 09 Januari 2009

Sedekah dalam Al-Qur'an

Alquran > Surah Al Baqarah> Ayat 195

Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.


Alquran > Surah Al Baqarah> Ayat 215

Mereka bertanya kepadamu tentang apa yang mereka nafkahkan. Jawablah: "Apa saja harta yang kamu nafkahkan hendaklah diberikan kepada ibu-bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan." Dan apa saja kebaikan yang kamu buat, maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahuinya.


Alquran > Surah Al Baqarah> Ayat 245

Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah akan melipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. Dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rezeki) dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan.


Alquran > Surah Al Baqarah> Ayat 254

Hai orang-orang yang beriman, belanjakanlah (di jalan Allah) sebagian dari rezeki yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang hari yang pada hari itu tidak ada lagi jual beli dan tidak ada lagi persahabatan yang akrab dan tidak ada lagi syafaat. Dan orang-orang kafir itulah orang-orang yang lalim.


Alquran > Surah Al Baqarah> Ayat 261

Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir: seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.


Alquran > Surah Al Baqarah> Ayat 262

Orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah, kemudian mereka tidak mengiringi apa yang dinafkahkannya itu dengan menyebut-nyebut pemberiannya dan dengan tidak menyakiti (perasaan si penerima), mereka memperoleh pahala di sisi Tuhan mereka. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.


Alquran > Surah Al Baqarah> Ayat 263

Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik dari sedekah yang diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan (perasaan si penerima). Allah Maha Kaya lagi Maha Penyantun.


Alquran > Surah Al Baqarah> Ayat 264

Hai orang-orang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena ria kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah dia bersih (tidak bertanah). Mereka tidak menguasai sesuatu pun dari apa yang mereka usahakan; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.


Alquran > Surah Al Baqarah> Ayat 265

Dan perumpamaan orang-orang yang membelanjakan hartanya karena mencari keridaan Allah dan untuk keteguhan jiwa mereka, seperti sebuah kebun yang terletak di dataran tinggi yang disiram oleh hujan lebat, maka kebun itu menghasilkan buahnya dua kali lipat. Jika hujan lebat tidak menyiraminya, maka hujan gerimis (pun memadai). Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu perbuat.


Alquran > Surah Al Baqarah> Ayat 267

Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu nafkahkan daripadanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memicingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.


Alquran > Surah Al Baqarah> Ayat 268

Setan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir); sedang Allah menjanjikan untukmu ampunan daripada-Nya dan karunia. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.


Alquran > Surah Al Baqarah> Ayat 271

Jika kamu menampakkan sedekah(mu), maka itu adalah baik sekali. Dan jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, maka menyembunyikan itu lebih baik bagimu. Dan Allah akan menghapuskan dari kamu sebagian kesalahan-kesalahanmu; dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.


Alquran > Surah Al Baqarah> Ayat 272

Bukanlah kewajibanmu menjadikan mereka mendapat petunjuk, akan tetapi Allah-lah yang memberi petunjuk (memberi taufik) siapa yang dikehendaki-Nya. Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan (di jalan Allah), maka pahalanya itu untuk kamu sendiri. Dan janganlah kamu membelanjakan sesuatu melainkan karena mencari keridaan Allah. Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan, niscaya kamu akan diberi pahalanya dengan cukup sedang kamu sedikit pun tidak akan dianiaya (dirugikan).


Alquran > Surah Al Baqarah> Ayat 273

(Berinfaklah) kepada orang-orang fakir yang terikat (oleh jihad) di jalan Allah; mereka tidak dapat (berusaha) di muka bumi; orang yang tidak tahu menyangka mereka orang kaya karena memelihara diri dari minta-minta. Kamu kenal mereka dengan melihat sifat-sifatnya, mereka tidak meminta kepada orang secara mendesak. Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan (di jalan Allah), maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahui.


Alquran > Surah Al Baqarah> Ayat 274

Orang-orang yang menafkahkan hartanya di malam dan di siang hari secara tersembunyi dan terang-terangan, maka mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.


Alquran > Surah Al Baqarah> Ayat 276

Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran, dan selalu berbuat dosa.


Alquran > Surah Al Baqarah> Ayat 280

Dan jika (orang berutang itu) dalam kesukaran, maka berilah tangguh sampai dia berkelapangan. Dan menyedekahkan (sebagian atau semua utang) itu, lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui.


Alquran > Surah An Nisaa'> Ayat 8

Dan apabila sewaktu pembagian itu hadir kerabat, anak yatim dan orang miskin, maka berilah mereka dari harta itu (sekedarnya) dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang baik.


Alquran > Surah An Nisaa'> Ayat 39

Apakah kemudaratannya bagi mereka, kalau mereka beriman kepada Allah dan hari kemudian dan menafkahkan sebahagian rezeki yang telah diberikan Allah kepada mereka? Dan adalah Allah Maha Mengetahui keadaan mereka.


Alquran > Surah An Nisaa'> Ayat 114

Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat makruf, atau mengadakan perdamaian di antara manusia. Dan barang siapa yang berbuat demikian karena mencari keridaan Allah, maka kelak Kami memberi kepadanya pahala yang besar.


Alquran > Surah Al Anfaal> Ayat 3

(yaitu) orang-orang yang mendirikan salat dan yang menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka.


Alquran > Surah Al Anfaal> Ayat 60

Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah, musuhmu dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalas dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan).


Alquran > Surah At Taubah> Ayat 20

Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah dengan harta benda dan diri mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah; dan itulah orang-orang yang mendapat kemenangan.


Alquran > Surah At Taubah> Ayat 98

Di antara orang-orang Arab Badui itu, ada orang yang memandang apa yang dinafkahkannya (di jalan Allah) sebagai suatu kerugian dan dia menanti-nanti marabahaya menimpamu; merekalah yang akan ditimpa marabahaya. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.


Alquran > Surah At Taubah> Ayat 99

Dan di antara orang-orang Arab Badui itu, ada orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, dan memandang apa yang dinafkahkannya (di jalan Allah) itu, sebagai jalan mendekatkannya kepada Allah dan sebagai jalan untuk memperoleh doa Rasul. Ketahuilah, sesungguhnya nafkah itu adalah suatu jalan bagi mereka untuk mendekatkan diri (kepada Allah). Kelak Allah akan memasukkan mereka ke dalam rahmat (surga) Nya; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.


Alquran > Surah At Taubah> Ayat 103

Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka, dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.


Alquran > Surah At Taubah> Ayat 104

Tidakkah mereka mengetahui, bahwasanya Allah menerima tobat dari hamba-hamba-Nya dan menerima zakat, dan bahwasanya Allah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang?


Alquran > Surah Yusuf> Ayat 88

Maka ketika mereka masuk ke (tempat) Yusuf, mereka berkata: "Hai Al Aziz, kami dan keluarga kami telah ditimpa kesengsaraan dan kami datang membawa barang-barang yang tak berharga, maka sempurnakanlah sukatan untuk kami, dan bersedekahlah kepada kami, sesungguhnya Allah memberi balasan kepada orang-orang yang bersedekah."


Alquran > Surah Ar Ra'd> Ayat 22

Dan orang-orang yang sabar karena mencari keridaan Tuhannya, mendirikan salat, dan menafkahkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka, secara sembunyi atau terang-terangan serta menolak kejahatan dengan kebaikan; orang-orang itulah yang mendapat tempat kesudahan (yang baik),


Alquran > Surah Ibrahim> Ayat 31

Katakanlah kepada hamba-hamba-Ku yang telah beriman: "Hendaklah mereka mendirikan salat, menafkahkan sebahagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka secara sembunyi atau pun terang-terangan sebelum datang h ari (kiamat) yang pada hari itu tidak ada jual beli dan persahabatan.


Alquran > Surah An Nahl> Ayat 75

Allah membuat perumpamaan dengan seorang hamba sahaya yang dimiliki yang tidak dapat bertindak terhadap sesuatu pun dan seorang yang Kami beri rezeki yang baik dari Kami, lalu dia menafkahkan sebagian dari rezeki itu secara sembunyi dan secara terang-terangan, adakah mereka itu sama? Segala puji hanya bagi Allah, tetapi kebanyakan mereka tiada mengetahui.


Alquran > Surah An Nahl> Ayat 90

Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.


Alquran > Surah Al Israa'> Ayat 26

Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan; dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros.


Alquran > Surah Al Israa'> Ayat 28

Dan jika kamu berpaling dari mereka untuk memperoleh rahmat dari Tuhanmu yang kamu harapkan, maka katakanlah kepada mereka ucapan yang pantas.


Alquran > Surah Saba'> Ayat 39

Katakanlah: "Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezeki bagi siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan menyempitkan bagi (siapa yang dikehendaki-Nya)". Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dia lah Pemberi rezeki yang sebaik-baiknya.


Alquran > Surah Faathir> Ayat 29

Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan salat dan menafkahkan sebahagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi,


Alquran > Surah Al Hadiid> Ayat 7

Berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan nafkahkanlah sebagian dari hartamu yang Allah telah menjadikan kamu menguasainya. Maka orang-orang yang beriman di antara kamu dan menafkahkan (sebagian) dari hartanya memperoleh pahala yang besar.


Alquran > Surah Al Hadiid> Ayat 10

Dan mengapa kamu tidak menafkahkan (sebagian hartamu) pada jalan Allah, padahal Allah-lah yang memusakai (mempunyai) langit dan bumi? Tidak sama di antara kamu orang yang menafkahkan (hartanya) dan berperang sebelum penaklukan (Mekah). Mereka lebih tinggi derajatnya daripada orang-orang yang menafkahkan (hartanya) dan berperang sesudah itu. Allah menjanjikan kepada masing-masing mereka (balasan) yang lebih baik. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.


Alquran > Surah Ash Shaff > Ayat 11

(yaitu) kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagi kamu jika kamu mengetahuinya,


Alquran > Surah Al Munaafiquun> Ayat 10

Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata: "Ya Tuhanku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian) ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang saleh?"


Alquran > Surah Al Insaan> Ayat 9

Sesungguhnya Kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan keridaan Allah, kami tidak menghendaki balasan dari kamu dan tidak pula (ucapan) terima kasih.


Alquran > Surah Al Lail> Ayat 20

tetapi (dia memberikan itu semata-mata) karena mencari keridaan Tuhannya Yang Maha Tinggi.


Alquran > Surah Adh Dhuhaa> Ayat 10

Dan terhadap orang yang minta-minta maka janganlah kamu menghardiknya.

Sabtu, 05 Juli 2008

Menjemput Surga

Wito namanya. Ia seorang yatim. Ayahnya meninggal saat ia masih di bangku Madrasah Ibtidaiyah. Sedih tentu. Tapi, ia dan keluarga bukan tipe manusia yang gampang patah. Ibunya pekerja keras, biasa membantu keluarga tetangga memasak untuk hajatan. Wito kecil itu juga seorang ulet. Ia bekerja keras membantu siapa pun sambil bersekolah. Lulus SMA swasta di kampungnya, ia hijrah ke Jakarta untuk 'ikut orang'. Ia bukan saja andalan keluarga yang diikutinya untuk tugas-tugas domestik, namun juga andalan masjid untuk menjaga kebersihan. Masih sempat pula ia kuliah. Meskipun dengan tertatih-tatih, ia mampu merampungkan kuliahnya. Sebuah bekal untuk memperoleh pekerjaan di sebuah kantor di Solo.



Inilah iklan pencalegan istri saya dalam pemilu 2009 mendatang. Dibantu untuk memilih nomer 5 berangkat dari PKNU


Di kantor itu, ia pekerja andalan. Ia sanggup mengerjakan tugas apa pun tanpa pilih-pilih. Kepala Bagian Umum menjadi tempat yang pas baginya, sampai kemudian perusahaan itu bangkrut. Ia harus kehilangan pekerjaan, saat sudah harus menanggung beban keluarga dengan satu anak. Limbung? Wito bukan seorang yang suka memikirkan nasib. Apalagi, meratapi dan mengasihani diri sendiri sebagaimana jutaan manusia lain. Ia memilih berbuat dan berbuat. Ia tahu persis bahwa perbuatanlah, dalam istilah agama adalah amal, yang akan dinilai di Hari Akhir nanti. Bukan pikiran, apalagi ratapan. Mushala kecil di sekitarnya ia rawat dengan baik. Anak-anak di sekitar itu diajarinya mengaji, tanpa bayaran sama sekali. Untuk penghidupannya sendiri, ia menyewa becak dari tetangganya. Tanpa ragu dan malu sama sekali serta tanpa mempersoalkan bahwa dirinya sarjana, ia menarik becak itu. Sebuah becak yang kemudian menjadi miliknya.

Sang istri semestinya bisa membantunya. Tapi, kondisi fisik istrinya ternyata sangat lemah. Apalagi, saat istrinya hamil. Dengan riang hati, Wito menyampaikan pada istrinya untuk berhati-hati dan menjaga kesehatannya sendiri. Seluruh urusan pekerjaan rumah ia tangani sendiri pula. Seusai jamaah Subuh di mushala, ia akan masak untuk keluarga, mencuci pakaian, serta menyapu rumah dan halaman sekitar. Lalu, ia mandi dan menarik becak hingga sekitar pukul 10 pagi. Saat itulah ia akan membelokkan becaknya ke pasar untuk berbelanja kelapa.

Dengan tangannya sendiri, ia membuat gerobak untuk berjualan es kelapa di dekat rumahnya. Sendiri ia berjualan es kelapa. Dengan harga murah, tempatnya menjadi pilihan para pengendara motor untuk istirahat sejenak, menghapus dahaga. Malam hari, setelah mengajar mengaji, ia sempatkan diri untuk mengikuti kursus pijat terapi. Ia terus perdalam sampai menjadi pemijat mahir. Jam berapa pun diminta untuk memijat, ia akan berangkat tanpa pernah mau menetapkan ongkosnya. Berapa pun yang ia dapatkan, akan ia syukuri.

Menarik becak, jualan es kelapa, hingga menjadi pemijat menjadi ladang rezeki yang terus ditekuninya dengan riang. Hasilnya, di antara banyak teman seangkatannya, kehidupannya relatif berkah. Ia punya rumah dengan tanah hampir seluas 300 meter di tepi salah satu jalan penting di Kota Solo. Ia dapat menyekolahkan anaknya ke sekolah yang bagus, yang oleh kalangan kebanyakan sudah dipandang elite. Lebih dari itu, praktis shalat lima waktunya terjaga untuk selalu berjamaah. Hal yang sekarang semakin sulit dijaga oleh kita yang kadang merasa menjaga agama sekalipun.

Di tengah jutaan para sarjana yang lebih banyak hilir mudik mencari pekerjaan; di tengah jutaan pegawai negeri ataupun swasta yang kegembiraan utamanya memperoleh komisi; di tengah banyak pebisnis besar yang sebenarnya cuma calo; di tengah banyak orang-orang terhormat yang seolah bekerja untuk rakyat, tapi kesibukan utamanya mencari jalan untuk 'mencuri' uang rakyat; Wito sungguh penjemput surga yang efektif. Ia seorang yang riang untuk selalu berbuat dan berbuat.

Hanya sesekali ia tampak sedih, dengan alasan yang istimewa. Di antaranya, setelah pemerintah menaikkan harga BBM secara mendadak. Tanpa bertahap. Setelah kenaikan harga BBM itu, ia sebagaimana ratusan ribu pedagang kecil lainnya harus berhenti berdagang. Harga jual es-nya tak lagi cukup untuk membeli kelapa di pasar. Ketika ia mencoba menaikkan sedikit harga itu, orang-orang tak lagi mampu membeli. Maka, ia pun menutup usaha. "Kasihan, pelanggan saya tak kuat lagi membeli," katanya. Ia, sekali lagi, lebih mengasihani orang lain ketimbang diri sendiri.

Adakah di antara kita yang lebih dekat ke jalan surga ketimbang Wito? Adakah jalan untuk menjadikan seluruh bangsa ini menjadi pribadi-pribadi penjemput surga? Yakni, pribadi yang tak punya rasa sakit hati, kecewa, apalagi putus atas. Juga pribadi yang tidak malas, namun justru antusias untuk terus berbuat dan berbuat.

Jumat, 04 Juli 2008
Zaim Uchrowi

Selasa, 01 Juli 2008

Sang Pemenang

Saat berada di gua sempit di sebuah bukit, ia sepertinya tak berdaya. Ia bukan hanya tak leluasa ke manapun menyampaikan kebenaran yang digenggamnya. Ia bahkan harus mengendap pergi menghindari sejumlah pemuda yang mengepung rumahnya untuk membunuhnya. Ia harus bersembunyi tanpa sipapa pun, kecuali seorang sahabat, mendampingnya.

Tak ada yang tahu di mana ia berada. Jejak kakinya, dan juga jejak kaki perempuan kecil yang selalu mengiriminya makanan selama dalam persembunyian, harus dihapuskan dengan jejak-jejak kambing yang digembalakan di sana. Ia benar-benar harus pergi meninggalkan tanah yang melahirkan, membesarkan, bahkan sempat memberinya kemuliaan di hadapan masyarakatnya. Ia tampak seperti seorang kalah.

Tapi, tentu bukan kekalahan yang dipetiknya. Tahun itu, sekitar tahun 622 Masehi, memang tahun yang sangat berat baginya. Namun, sejarah mencatatnya berbeda. Tahun itu justru menjadi titik balik kehidupannya. Titik balik dari kehidupan yang selama 13 tahun teraniaya menjadi kehidupan yang benar-benar mulia, bahkan di hadapan manusia.

Hanya berselang sekitar enam tahun dari masa-masa sulit itu, ia telah kembali ke kota asalnya dan menundukkan seluruh warga yang memusuhi dan bahkan mengharap kematiannya. Ia membuat seluruh warga hanya bisa pasrah menanti hukuman apa pun buat menebus kesalahannya terdahulu. Tapi, ia justru membalas kejahatan orang-orang itu dengan memberinya kebebasan, karena ia, Muhammad SAW.

Kisah hijrah bukan hanya menjadi salah satu penggalan paling dramatis dalam kisah Sang Nabi. Kisah itu juga tak berhenti menyebarkan pelajaran berharga bagi setiap manusia sepanjang masa: Hijrahlah, kau akan menjadi pemenang! Hijrahlah, kau akan sukses! Pelajaran itu sudah dibuktikan oleh umat manusia dari masa ke masa, dari satu benua ke benua lainnya.

Orang-orang hijrah menuju Tanah Harapan Amerika di abad ke-17 dan ke-18 umumnya adalah orang-orang yang dianggap kalah di Inggris atau di daratan Eropa. Sejarah menunjukkan bahwa mereka kemudian lebih berjaya ketimbang masyarakat yang ditinggalkannya. Mereka kemudian menjadi penguasa dunia saat ini.

Di Tanah Air seperti di Lampung, banyak pribadi sukses di masyarakat adalah mereka yang dulu adalah para transmigran. Transmigran pada umumnya adalah mereka yang terbilang miskin serta 'kalah' di daerah asalnya. Namun, mereka menjelma menjadi orang-orang yang sukses serta kuat di daerah baru yang dipijaknya. Mereka banyak yang lebih sukses dibanding warga setempat yang sudah turun-temurun menghuni wilayah itu.

Potret serupa juga terlihat di kebanyakan kota-kota besar di Indonesia. Mereka yang terbilang paling sukses umumnya adalah pendatang. Orang-orang yang secara nyata pernah mempertaruhkan hidup dengan melepas ketergantungannya pada siapa pun, termasuk pada kerabat, untuk mendapatkan kehidupan lebih baik. Hijrah hampir selalu mengantarkan kehidupan seseorang menjadi lebih baik. Sedangkan kegagalan hidup sering identik dengan ketidakberanian orang tersebut untuk hijrah.

Pesan besar seperti itu sebenarnya selalu berdering setiap tahun untuk mengingatkan semua tentang resep menjadi sukses. Namun, dering pesan tersebut sering tak terdengar tertutup rutinitas guliran waktu Qomariah yang memang makin terabaikan oleh peradaban. Padahal, ketika kita mau mendengarkan dering itu, lalu menyambutnya dengan berhijrah, akan luar biasa kehidupan yang dapat diperoleh.

Lalu mengapa kita enggan hijrah, baik hijrah pikiran, hijrah perilaku, maupun hijrah fisik hanya karena terus dibuai oleh 'zona nyaman' kita masing-masing. Mengapa kita tak mencoba hijrah yang kecil saja di tahun 1429 Hijriah ini agar dapat menjadi sang pemenang di hari depan? (Zaim Uchrowi--Republika )

Jumat, 11 Januari 2008

2008

Suara-suara itu membangunkan saya. Suiiiiiing ... tret-tret-tret-tret-tret ... trak-trak-trak-trak-trak ... dorrr ... toetttt-toettt ...! Sesaat saya berada di zona perbatasan. Perbatasan antara alam tidur dan terjaga. Namun, tidak lama. Segera saya mampu meraih jam kecil di samping tepat tidur. Benar, ini pukul 00.00. Saat pergantian tahun. Pantas begitu meriah. Tapi, tak sampai semenit kemudian mata telah kembali terpejam dengan tangan menggenggam tangan istri. Kemeriahan terus terdengar sampai lelap menenggelamkannya.
Saya terbiasa tidur relatif sore untuk ukuran orang sekarang. Itu membuat segar saat dini hari melangkah ke masjid buat shalat Subuh. Pernah saya mendengar ceramah bahwa shalat Subuh berjamaah di masjid begitu berharga. Orang-orang bilang enerji Subuh sungguh luar biasa. Sejak itu saya membiasakan diri Subuh di masjid. Sebuah pilihan yang mendorong tidur lebih sore. Kebiasaan itu berlangsung hampir saban hari. Bahkan, di detik-detik peralihan tahun sekalipun.
Saya memang tak sempat melihat indahnya pesta kembang api. Tapi, itu bukan berarti tak merasakan antusiasme menyambut tahun baru. Rasa antusias pada diri bahkan telah terasa beberapa hari sebelum tahun baru tiba. Yakni sejak berada di Makkah, saat mendampingi Pak Menteri Maftuh Basyuni yang langsung memimpin rombongan haji kita. Banyak sisi penyelenggaraan haji yang masih dapat ditingkatkan lagi kualitasnya di waktu mendatang. Namun, secara umum, pelaksanaan haji tahun ini baik. Bahkan, terbaik dibanding sebelumnya. Pencapaian itu meyakinkan saya bahwa kita, bangsa ini, akan dapat menjalani 2008 secara baik.
Masyarakat tampak antusias menyambut tahun baru. Sikap antusias itu mempertebal optimisme bahwa kita akan mendapatkan keadaan lebih baik pada 2008 ini. Ratusan ribu, mungkin malah jutaan, orang dengan sungguh-sungguh menanti detik-detik pergantian tahun. Tak sedikit yang bukan cuma bersenang-senang. Mereka juga menetapkan 'resolusi' bagi dirinya sendiri. Resolusi untuk mendapatkan kehidupan lebih baik tentu. Tidak sedikit pula yang menyambutnya dengan berdzikir bersama. Juga dengan memanjatkan doa tentu.
Resolusi serta doa adalah refleksi dari harapan dan keinginan. Yakni, harapan dan keinginan agar hari esok lebih baik dari hari kemarin. Harapan dan keinginan itulah yang menggerakkan kita untuk melangkah maju. Dalam istilah agama, keinginan yang bersungguh-sungguh adalah azam. Siapa memiliki harapan dan azam kuat, ia akan maju. Ia akan tertuntun pada kesuksesan dan kebahagiaan. Bangsa yang memiliki harapan dan azam kuat akan menjadi bangsa maju. Itulah hukum alam. Itu pulalah hukum Tuhan (sunnatullah) yang tak terbantahkan kebenarannya.
Ketenangan hari-hari peralihan tahun ini memang sempat terkoyak oleh beberapa tragedi. Di belahan lain dunia, tepatnya di Rawalpindi, Pakistan, peluru bukan hanya merobek tubuh Benazir Bhutto. Peluru itu juga merobek harapan warga setempat untuk mendapat kehidupan lebih baik. Di sini, di sepanjang lintasan Bengawan Solo, ratusan ribu kalaupun bukan jutaan jiwa harus terempas banjir. Beberapa tragedi itu dapat menggoyahkan harapan kita semua untuk mendapat hari-hari lebih baik di 2008 ini.
Tetapi tidak. Tragedi dan bencana tidaklah boleh menggoyahkan harapan dan keyakinan. Keduanya justru dapat menjadi faktor yang memperteguh langkah menjadi lebih baik. Bukankah kedamaian dan kemakmuran Aceh sekarang terjadi setelah tragedi Tsunami? Bukankah Jepang yang tak henti digoyang gempa dan bahkan diluluhlantakkan Amerika di Perang Dunia II adalah Jepang yang perkasa. Para keluarga korban banjir maupun longsor memang tidak melalui pergantian tahun dengan pesta kembang api dan terompet sebagaimana saya yang tidur lelap. Tapi bencana, insya Allah, justru akan mengantarkan mereka menjadi pribadi yang kuat. Pribadi yang lebih sukses lagi di 2008 ini. (Zaim Uchrowi )


Jumat, 04 Januari 2008

Nasib Bayi Kita

Tahukah kita bahwa sekitar 10 juta bayi meninggal saban tahun? Tahukah bahwa di Asia Tenggara kita adalah penyumbang kematian terbesar itu? Bukan hanya karena jumlah penduduknya paling banyak. Juga karena laju kematian bayi termasuk tertinggi di antara negara-negara tetangga ini. Jika ingin tahu lebih lanjut, tanyakan pada Margareth Chan. Direktur jenderal badan kesehatan dunia WHO itu akan dapat memperjelas apa yang terjadi.

Sebenarnya, persoalan ini sangat jelas. Yang paling banyak membunuh bayi adalah infeksi saluran pencernaan. Penyebabnya apalagi kalau bukan terkait dengan 'makanan' yang masuk ke dalam saluran itu. Hal yang mudah sekali diatasi. Ajaran agama, kearifan tradisi, hingga ilmu kesehatan mutakhir memberi petunjuk yang sama. Berikan pada bayi HANYA ASI. Air susu ibu.

Insya Allah, bayi bukan hanya selamat. Bayi juga akan tumbuh menjadi manusia yang sehat lahir dan batin. ASI melindungi bayi dari infeksi pencernaan dan juga saluran pernapasan, pembunuh nomor duanya. Di dalam agama, kewajiban memberi ASI pada bayi sejalan dengan kewajiban shalat. Sama-sama perintah Allah SWT, sama-sama disebut langsung dalam Alquran. Keluarga para sahabat Rasul tidak memberikan susu apa pun pada bayinya selain ASI.

Sayangnya, ajaran agama telah sedemikian tereduksi. Yang dianggap sebagai nilai agama sering sebatas yang tercakup oleh ilmu fikih. ASI tentu tak disebut oleh kitab-kitab fikih. Padahal, fikih memang hanya membahas sebuah sisi agama. Yakni sisi hukum, dan bukan sisi lainnya. Maka, tak jarang kita yang merasa menjadi pemeluk teguh agama pun mengabaikan ASI. Apalagi bila kita tak menganggap penting agama. Dominasi pendekatan fikih di dalam agama, serupa dengan dominasi pendekatan medis di kesehatan. Dominasi beginilah yang menutupi keutamaan ASI.

Keutamaan ASI juga ditekankan oleh kearifan tradisi. Sejak bermula kehidupan manusia, proses melahirkan dipandang sebagai proses alami. Meskipun sangat menyakitkan, melahirkan bukan 'penyakit'. Tak perlu tindakan medis apa pun, selain sekadar berjaga-jaga. Maka, ibu akan sabar menunggu berjam-jam setelah bayi lahir buat mendapatkan makanan terbaik bagi sang buah hati: Kolustrum berserta ASI. Bahkan, bila harus menunggu sampai lebih dari 24 jam. Para ibu tak akan pernah mencari-cari makanan lain bagi bayinya. Apalagi, dulu, tak ada tenaga medis yang disuap industri untuk mendesak para ibu yang masih lemah, fisik maupun psikis, agar memberi susu formula pada bayi.

Namun, kearifan tradisi itu dipenggal begitu saja oleh dunia modern. ASI dianggap 'kuno' dan 'kampungan'. Keluarga berpenghasilan pas-pasan pun banyak yang memaksakan diri membeli susu formula buat bayinya. Fenomena yang memicu pemiskinan luar biasa buat mereka. Kita yang lebih berada juga tak merasa bersalah memberi susu formula pada bayi. Kita mengira memberi kebaikan. Padahal sebaliknya. Ilmu kesehatan mutakhir meyakinkan bahwa ASI satu-satunya makanan bayi yang sempurna. Maka, sang bayilah yang harus menanggung akibatnya. Secara fisik ia lebih rentan pada penyakit. Pertumbuhan kejiwaannya pun tidak sempurna. Seorang guru besar psikologi UGM menyebut bahwa setiap anak yang tak memperoleh ASI selama dua tahun saat bayi, perlu terapi. Terapi, itulah yang akan meluruskan ketimpangan pertumbuhan kejiwaan sang anak.

Kini bayi bukan hanya dibikin rentan secara fisik dan psikis karena dijauhkan dari ASI. Bayi juga menjadi tak terlindungi dari infeksi bakteri yang mengontaminasi susu formula. Sebuah hasil penelitian yang dilansir IPB menyebutkan bahwa sekitar 22,73 persen susu formula yang beredar dari bulan April-Juni 2006 tercemar Enterobacter sakazakii. Kendati sudah lampau, temuan ini mengingatkan semua: betapa rawan nasib bayi kita. Betapa lemah perlindungan buat mereka. Bayi tentu belum mampu melindungi dirinya sendiri.

Mencari-cari yang mungkin salah dari penelitian itu bukanlah langkah tepat. Yang lebih perlu, dan terpenting, di urusan ini adalah bagaimana melindungi bayi. Bila perlu dengan meluruskan kembali cara pandang diri soal agama dan kesehatan. Agama bukan semata-mata fikih, dan kesehatan bukan semata medis. Dengan pelurusan itu akan terlihat betapa penting posisi ASI bagi bayi. Memberi ASI pada bayi adalah bagian mendasar dari agama dan kesehatan. Maka mari selamatkan nasib bayi kita dengan memberi bayi hanya ASI. Mari kembalikan bayi pada zat hidup satu-satunya makanan sempurnanya. Itu yang akan menjaga masa-masa emas pertumbuhan fisik, otak, serta jiwa bayi-bayi kita. Itu yang akan menumbuhkan mereka menjadi generasi emas.

Ibu Negara, Ibu Ani Yudhoyono, sangat meyakini itu. Keyakinan yang mencuatkan tekadnya untuk terus mempromosikan ASI. Semestinya keyakinan dan tekad serupa dimiliki oleh semua pihak. Oleh otoritas kesehatan, juga oleh masyarakat luas. Jika itu terjadi, kita akan segera menuai hasilnya. Bangsa ini akan dapat segera memasuki era emasnya. (Zaim Uchrowi )


Kamis, 28 Februari 2008

Seabad Takdir

Dalam hujan serta kabut di tengah siang, saya sempat takziah ke makam Takdir. Sutan Takdir Alisjahbana lengkapnya. Saya dulu, sebagaimana kebanyakan kita, mengenalnya cuma sebagai pengarang buku Layar Terkembang. Sebuah karya yang terus akan disebut bersama roman klasik Siti Nurbaya dan Salah Asuhan. Tak lebih dari itu yang kita tahu.

Beberapa orang mengaitkan Takdir dengan kontroversi. Ia dikaitkan dengan 'Polemik Kebudayaan'. Sebuah polemik yang melibatkan para tokoh nasional di tahun 1935-36. Saat itu, Takdir dianggap sebagai budayawan pro-Barat. Ia mengajak seluruh bangsa ini mengadopsi budaya Barat. Barat sudah terbukti maju. Barat telah memimpin dan menguasai peradaban. Maka, kalau mau maju, adopsilah budaya Barat. Itu yang disebutnya solusi buat bangsa. Sebuah bangsa yang telah berabad-abad terjajah ini.

Ajakan Takdir itu mengundang reaksi. Para tokoh pergerakan nasional menanggapi keras. Dr Soetomo, misalnya. Ia menunjukkan halus dan utama budaya Timur. Mengapa harus budaya Barat? Perdebatan berkepanjangan hingga, barangkali, menjadi polemik terkeras dalam sejarah modern kebangsaan Indonesia. Dari polemik itu, Takdir kian terposisikan sebagai 'agen' budaya Barat. Pernikahan Takdir dengan perempuan Jerman, setelah istrinya terdahulu meninggal, kian mempertebal prasangka publik padanya.

Namun, ada yang terlewat dari bahasan soal Takdir itu. Tak banyak yang membahas apa yang melatari pandangan Takdir. Saya juga tak pernah tahu itu, sampai kemudian saya memimpin Balai Pustaka. Sebuah tempat di mana Takdir selalu tersenyum pada saya lewat potret. Dari Polemik Kebudayaan yang dibukukan Balai Pustaka, saya tahu betapa risau Takdir. Ia melihat bangsa ini begitu statis. Begitu kental dengan mental terjajah. Begitu pasrah bangsa pada realitas alam. Itulah yang menjelaskan mengapa kita menjadi bangsa miskin dan kalah.

Saya tersentak dengan pengungkapan Takdir. Realitas masyarakat sekarang tak banyak berbeda dengan masyarakat yang dilihatnya di tahun 1930-an. Yakni masyarakat yang statis, lemah, miskin, hanya bisa pasrah terhadap bencana alam, gemar tangan di bawah, serta mudah diperalat baik oleh kekuatan politik maupun kapital. Mentalitas kita jauh dari mentalitas khalifatullah fil ard yang dituntunkan agama. Lebih setengah abad merdeka, belum cukup signifikan mengubah kita.

Kenyataan ini memperjelas siapa sebenarnya Takdir, dan apa yang dimauinya. Sejak itu saya lebih suka memggunakan tafsir sendiri tentang Takdir. Yakni, bahwa sebenarnya bukan 'Barat' atau 'Timur' yang tengah diperjuangkan Takdir. Ia hanya melecut bangsa ini agar menjadi bangsa dinamis. Bukan bangsa statis. Ia ingin bangsa ini mengendalikan, dan bukan dikendalikan, alam. Ia ingin membebaskan banyak pemimpin publik sampai sekarang.

Takdir juga diidentikkan sebagai seorang sekuler. Tetapi, Takdirlah yang menunjuk dengan jelas apa penyakit pemahaman agama (Islam) yang berkembang di Indonesia. Islam di sini, menurutnya, sangat diwarnai budaya India lama. Budaya yang menghinakan sekelompok manusia, dan memuliakan kelompok manusia lainnya. Itu yang menjelaskan mengapa banyak umat nikmat menjadi 'kawulo' dan gemar mencium tangan orang. Tak sedikit pula para pemegang atribut agama yang suka dicium tangannya.

Padahal, itu bertolak belakang dengan prinsip Islam sebenarnya. Takdir pun menyeru kaum agama: mengapa kalian tidak kembali ke nilai asli Islam yang diajarkan Nabi? Islam yang mengajarkan umatnya menjadi manusia merdeka, rasional, dan menghargai sesama secara setara. Bukanlah Islam nilai yang mengajarkan untuk pasrah pada nasib.

Masih banyak lagi peran Takdir buat membangun Indonesia yang sekarang kita warisi. Dalam membangun bahasa Indonesia hingga layak menjadi bahasa resmi negara salah satunya. Tapi, publik memang cenderung untuk hanya kagum pada mereka yang gampang ditepuktangani. Maka, Takdir pun tak banyak diapresiasi hingga ia terbaring damai di pekarangannya yang asri, di Tugu, Puncak, itu. Saya bersyukur dapat menziarahi seabad setelah Takdir, dilahirkan. Ziarah yang memperkuat tekad untuk menerbitkan kembali buku Polemik Kebudayaan pada Kebangkitan Nasional yang tahun ini juga genap seabad.
(Zaim Uchrowi )

Jumat, 15 Februari 2008

Belajar dari Pak Harto

Pernah saya kecewa pada diri sendiri soal Pak Harto. Waktu itu tahun 1991, saat di Tanah Suci. Waktu yang sama dengan ketika Pak Harto naik haji. Sejak tiba di Makkah, sebuah gagasan terus-menerus terpikirkan. "Saya harus bertemu Pak Harto," kata batin ini. Kata-kata untuk Pak Harto pun tersusun jelas. Tinggal mengemukakannya bila kesempatan itu tiba.

"Alhamdulillah, Bapak sekarang berkesempatan menunaikan ibadah haji. Agar haji Bapak lebih sempurna, saya mohon Bapak menghentikan pembangunan makam Astana Giribangun. Akan lebih utama bila kelak Bapak dimakamkan di Taman Makam Pahlawan. Nisannya sederhana, sama dengan nisan lainnya. Rumput tumbuh di kiri-kanannya. Makam Bapak juga akan disinari matahari sepanjang hari."

Beberapa kali saya mengulang kalimat itu. Buat meyakinkan diri bahwa pesan itulah yang akan tersampaikan. Kadang memang muncul keraguan. Mungkinkah mengatakan itu pada Pak Harto. Orang-orang penting pun hanya mampu terdiam dan mengangguk-angguk di hadapan negarawan besar ini. Apalagi saya. Tapi, bukankah keraguan tak boleh dibiarkan berlama-lama. Ini di tanah Suci. Saat beribadah haji pula. Semua orang menjadi sederajad. Maka, saya yakin mampu mengatakan itu langsung pada Pak Harto. Saya percaya Allah akan menolong. Bersungguh-sungguh saya pun berdoa: "Pertemukan hamba dengan Pak Harto ya Allah."

Doa itu ternyata makbul. Pak Harto masuk ke tenda tempat saya wukuf di Arafah. Setelah bertegur sapa dengan beberapa orang, Pak Harto bahkan melangkah ke arah saya. Saya berdiri mencegat di hadapan Pak Harto. Cuma semeter lagi jaraknya. Saya tatap wajah Pak Harto sebelum mengatakan kata-kata itu. Namun, ya Allah, wajah Pak Harto begitu berwibawa. Senyum lembutnya itu benar-benar mengunci rapat bibir saya.

Tak sedikit pun kata yang terucapkan. Cuma bersalaman, meminggirkan badan, dan membiarkan Pak Harto lewat begitu saja yang dapat saya lakukan. Baru belakangan saya menyadari keliru. Doa saya hanya doa minta dipertemukan pada Pak Harto. Bukan agar mampu menyampaikan pesan itu.

Toh saya belajar pula dari pertemuan itu. Setidaknya belajar untuk tahu betapa penting berwibawa. Beberapa tahun kemudian, yang saya pelajari lebih dari itu. Victor Limlingan mengatakan 'belajarlah dari Soeharto'. Ia dosen saya di Asian Institute of Management, Filipina. Ia mengajarkan strategi pembangunan. Menurutnya, strategi pembangunan Soeharto sangat bagus.

Dagu para mahasiswanya terdongak. "Apa bagusnya Soeharto?" Mereka memandang Soeharto sebagai wajah rezim otoriter. Serupa dengan Marcos dulu di Filipina. Tapi, Limlingan punya alasan jelas. Strategi baik harus sangat sederhana. Karena sangat sederhana, orang idiot pun mampu menjalankannya. Tak perlu menunggu kehadiran orang hebat. Strategi pembangunan Indonesia disebutnya seperti itu. "Maaf, ya Zaim. Kualitas pegawai negeri Indonesia pas-pasan. Tapi, pembangunannya ternyata berjalan baik. Itu berarti strategi pembangunan Soeharto bagus."

Saya setuju itu. Barangkali dalam pembangunan Pak Harto cuma kalah efektif dari Park Chung-hee dan Lee Teng-hui. Sebuah kekalahan yang dapat dimaklumi. Korea Selatan dan Taiwan jauh lebih sederhana dan kecil dibanding negeri ini. Saya mulai menyimak strategi pembangunan Pak Harto. Soal pendidikan, kesehatan, pertanian, hingga kependudukan. Dengan cara sederhana, ia mampu menyejahterakan rakyat. Saya mempelajari itu. Termasuk dari Pak Haryono Suyono dan Pak Harmoko. Dua pembantu Pak Harto yang efektif justru karena pendekatan sederhananya.

"Saya ingin menulis buku tentang Pak Harto," kata saya, tiga tahun silam. Itu saya nyatakan pada Pak Maftuh Basyuni. Sosok yang cukup lama menjadi pembantu langsung Pak Harto. Bukan buku tentang pribadi. Namun, buku tentang manajemen pembangunan Pak Harto. Bukan buku untuk mencaci atau memuji. Tapi, buku yang membuat diri saya sendiri, juga bagi semua yang peduli pada masa depan bangsa ini, bisa belajar bersama:

Bagaimana sebaiknya memajukan bangsa ini? Apa langkah besar Pak Harto yang perlu diteruskan lagi? Apa yang masih harus direvisi? Ternyata Pak Harto berpulang sebelum buku itu tertuliskan. Semoga ilmu pembangunannya masih dapat tergali meski jasadnya telah terkubur di Astana Giribangun (bukan di Taman Makam Pahlawan yang dulu saya harapkan). Jika ilmu itu tergali, bangsa ini akan berhenti mencaci dan memuji. Namun, bangsa ini akan belajar bagaimana dapat menjadi lebih baik esok hari. (Zaim Uchrowi )

Jumat, 08 Februari 2008

Republik Nusantara

Apa yang akan Anda lakukan kalau menjadi presiden negeri ini?
Ada hal sederhana yang tampaknya perlu dilakukan. Yakni, mengajak seluruh bangsa ini bersepakat. Nama negara ini perlu diganti. Nama Indonesia terasa sudah kurang segar. Kurang mampu memberi gairah, apalagi menggetarkan hati warganya. Nama Indonesia terasa lebih memenuhi keperluan legal formal. Bukan keperluan untuk dapat memberi nilai maknawi yang subtansial. Misalnya mendorong etos warganya.

Tidak setuju nama Indonesia diganti? Boleh-boleh saja. Ini bangsa dan negara demokrasi. Tapi dari berbagai percakapan informal dapat disimpulkan, umumnya kita menyetujui gagasan ini. Banyak alasan yang mendasarinya. Bukan sekadar persoalan suka atau tidak. Sebab nama harus memberi spirit. Nama perlu berjiwa. Spirit atau jiwa itulah yang dapat melentingkan penyandangnya untuk maju. Shakespeare bisa saja mengatakan ‘’apalah arti sebuah nama.’’ Namun, untuk konteks kita sekarang, nama yang berspirit teramat penting. Tanpa spirit, tak akan ada kemajuan yang dapat diraih.

Kenyataan di masyarakat memperkuat kebutuhan itu. Mari kita tengok kasus Lapindo. Hingga kini urusan ini belum selesai. Belum pula ada skenario jelas bagaimana menyelesaikannya. Nasib para korbannya juga masih banyak terbengkalai. Tengok pula nasib petani kita. ‘’Saya tak tahu lagi harus berbuat apa,’’ ujar Suprapto, seorang advokat petani. ‘’Saya akan bakar saja gabah di DPR dan istana.’’ Sebuah ungkapan kesal yang masuk akal. Sampai sekarang kita juga tak punyak skenario jelas buat mengangkat nasib petani. Sama tak jelasnya dengan alternatif solusi bagi berbagai krisis lainnya.

Banjir di berbagai daerah masih akan berulang dan berulang. Krisis pangan, seperti daging, kedelai, atau minyak goreng baru-baru ini, berpotensi lebih sering terjadi. Belum lagi krisis energi. Harga BBM sudah jelas naik. Listrik mulai padam. Minyak tanah susah. Listrik tenaga nuklir yang seharusnya sudah terwujud. Keuangan negara ikut tergoyang. Hingga muncul gagasan yang tidak lazim: Menyewakan hutan lindung buat ditambang. Apa solusi dari semua persoalan itu? Kita cenderung hanya akan menggelengkan kepala. Kita, bangsa ini, tengah sakit.

Tentu kita tetap harus tersenyum, bersyukur, dan ikhlas. Itu modal utama buat bangkit. Namun sakit juga harus diobati. Sedangkan obat, kata Ibnu Sina, bukan saja yang berbentuk material dengan mekanisme yang dapat dijelaskan secara rasional. Obat yang menyembuhkan juga harus mencakup jiwa. Harus ada intervensi jiwa buat melahirkan ‘’formula kesembuhan’’. Intervensi jiwa atau spirit begitu penting buat kesembuhan. Apalagi di saat obat material yang rasional belum dapat terlihat secara jelas. Seperti yang kita hadapi sekarang ini.

Pada beberapa masyarakat tradisional ada kearifan. Yakni saat seorang anak sakit berkepanjangan. Berbagai macam obat tak mampu mengatasinya. Maka orang tuanya akan mengganti nama sang anak. Tradisi itu seperti tak bernalar. Mana mungkin sakit diatasi dengan ganti nama. Tapi, umumnya terbukti anak akan menjadi lebih sehat. Ada suasana baru, ada spirit baru. Itulah yang menyehatkan. Prinsip itu serupa dengan pendekatan komunikasi pemasaran. Ada ‘’siklus hidup’’ produk. Sebelum mencapai tahap ‘’dewasa’’ yang kemudian menurun, produk perlu disegarkan. Banyak cara buat menyegarkan. Produk Amway, misalnya, disegarkan dengan bendera baru Network-21. Hal serupa terjadi pada ranah publik. Kota Bombai, misalnya, sekarang ganti nama menjadi Mumbai.

Lalu mengapa ragu melakukan itu pada Indonesia? Nama Indonesia bukan sekadar tak berakar, namun jujga tak berjiwa. Apalagi sudah sangat banyak yang terluka oleh nama Indonesia. Politik masa lalu yang menjadi penyebabnya. Kita juga punya pilihan nama yang lebih baik: Nusantara. Sebuah nama yang berakar panjang pada tanah dan manusia di kepulauan khatulistiwa ini. Bernard Vlekke, penulis sejarah yang sangat lengkap tentang bangsa kita, pun memberi judul bukunya Nusantara. Bukan Indonesia. Dengan menjadi Republik Nusantara, tak aka nada lagi tetangga yang mengejek kita dengan sebutan ‘’orangorang Indon’’. Kita juga akan lebih antusias menyanyikan lagu kebangsaan ‘’Nusantara Raya merdeka-merdeka!’’ Antusiasme inilah yang akan membuka
langkah- langkah baru buat bangkit. (Zaim Uchrowi )

Jumat, 14 Maret 2008