Selasa, 01 Juli 2008

Sang Pemenang

Saat berada di gua sempit di sebuah bukit, ia sepertinya tak berdaya. Ia bukan hanya tak leluasa ke manapun menyampaikan kebenaran yang digenggamnya. Ia bahkan harus mengendap pergi menghindari sejumlah pemuda yang mengepung rumahnya untuk membunuhnya. Ia harus bersembunyi tanpa sipapa pun, kecuali seorang sahabat, mendampingnya.

Tak ada yang tahu di mana ia berada. Jejak kakinya, dan juga jejak kaki perempuan kecil yang selalu mengiriminya makanan selama dalam persembunyian, harus dihapuskan dengan jejak-jejak kambing yang digembalakan di sana. Ia benar-benar harus pergi meninggalkan tanah yang melahirkan, membesarkan, bahkan sempat memberinya kemuliaan di hadapan masyarakatnya. Ia tampak seperti seorang kalah.

Tapi, tentu bukan kekalahan yang dipetiknya. Tahun itu, sekitar tahun 622 Masehi, memang tahun yang sangat berat baginya. Namun, sejarah mencatatnya berbeda. Tahun itu justru menjadi titik balik kehidupannya. Titik balik dari kehidupan yang selama 13 tahun teraniaya menjadi kehidupan yang benar-benar mulia, bahkan di hadapan manusia.

Hanya berselang sekitar enam tahun dari masa-masa sulit itu, ia telah kembali ke kota asalnya dan menundukkan seluruh warga yang memusuhi dan bahkan mengharap kematiannya. Ia membuat seluruh warga hanya bisa pasrah menanti hukuman apa pun buat menebus kesalahannya terdahulu. Tapi, ia justru membalas kejahatan orang-orang itu dengan memberinya kebebasan, karena ia, Muhammad SAW.

Kisah hijrah bukan hanya menjadi salah satu penggalan paling dramatis dalam kisah Sang Nabi. Kisah itu juga tak berhenti menyebarkan pelajaran berharga bagi setiap manusia sepanjang masa: Hijrahlah, kau akan menjadi pemenang! Hijrahlah, kau akan sukses! Pelajaran itu sudah dibuktikan oleh umat manusia dari masa ke masa, dari satu benua ke benua lainnya.

Orang-orang hijrah menuju Tanah Harapan Amerika di abad ke-17 dan ke-18 umumnya adalah orang-orang yang dianggap kalah di Inggris atau di daratan Eropa. Sejarah menunjukkan bahwa mereka kemudian lebih berjaya ketimbang masyarakat yang ditinggalkannya. Mereka kemudian menjadi penguasa dunia saat ini.

Di Tanah Air seperti di Lampung, banyak pribadi sukses di masyarakat adalah mereka yang dulu adalah para transmigran. Transmigran pada umumnya adalah mereka yang terbilang miskin serta 'kalah' di daerah asalnya. Namun, mereka menjelma menjadi orang-orang yang sukses serta kuat di daerah baru yang dipijaknya. Mereka banyak yang lebih sukses dibanding warga setempat yang sudah turun-temurun menghuni wilayah itu.

Potret serupa juga terlihat di kebanyakan kota-kota besar di Indonesia. Mereka yang terbilang paling sukses umumnya adalah pendatang. Orang-orang yang secara nyata pernah mempertaruhkan hidup dengan melepas ketergantungannya pada siapa pun, termasuk pada kerabat, untuk mendapatkan kehidupan lebih baik. Hijrah hampir selalu mengantarkan kehidupan seseorang menjadi lebih baik. Sedangkan kegagalan hidup sering identik dengan ketidakberanian orang tersebut untuk hijrah.

Pesan besar seperti itu sebenarnya selalu berdering setiap tahun untuk mengingatkan semua tentang resep menjadi sukses. Namun, dering pesan tersebut sering tak terdengar tertutup rutinitas guliran waktu Qomariah yang memang makin terabaikan oleh peradaban. Padahal, ketika kita mau mendengarkan dering itu, lalu menyambutnya dengan berhijrah, akan luar biasa kehidupan yang dapat diperoleh.

Lalu mengapa kita enggan hijrah, baik hijrah pikiran, hijrah perilaku, maupun hijrah fisik hanya karena terus dibuai oleh 'zona nyaman' kita masing-masing. Mengapa kita tak mencoba hijrah yang kecil saja di tahun 1429 Hijriah ini agar dapat menjadi sang pemenang di hari depan? (Zaim Uchrowi--Republika )

Jumat, 11 Januari 2008

4 komentar:

Majalah MPA mengatakan...

saya suka dengan tulisan ini. sederhana, menyentuh dan penuh inspirasi. bagus

Majalah MPA mengatakan...

teruslah berkarya, kutunggu karya-karyamu yang lebih segar dan orisinal

LELE MANGUT uyung firmansyah mengatakan...

Aku sangat terkesan dengan tulisan ini. Kagum, bahkan saya selalu mengingat dan terinspirasi untuk selalu berbuat dan suatu saat saya juga bisa ber-hijrah hingga saya bisa sukses seperti anda. trims

LELE MANGUT uyung firmansyah mengatakan...

Aku sangat terkesan dengan tulisan ini. Kagum, bahkan saya selalu mengingat dan terinspirasi untuk selalu berbuat dan suatu saat saya juga bisa ber-hijrah hingga saya bisa sukses seperti anda.

Teruslah mencari artikel yang bisa membangkitkan semangat dan jadi inspirator. trims